Malang, Idola 92.6 FM – Tim Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang, baru-baru ini berinovasi membuat alat deteksi kanker rongga mulut. Alat ini hasil dari kolaborasi antara mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dengan Fakultas Teknik (FT) UB. Menggunakan metode fluorescence visualization, alat ini terintegrasi IOT dan dilengkapi sterilisator ozone plasma bernama Telesphorus.
Tim mahasiswa UB terdiri dari Imelia Arifatus Sani (FKG), Oliresianela (FKG), Jeremy Kartika Soeryono (FKG), I Made Ananta Wiragunawan (FT), dan Mochammad Rofi Sanjaya (FT).
Menurut Oliresianela anggota tim, ide membuat alat ini berawal karena jumlah penderita kanker rongga mulut di Indonesia lumayan tinggi. Terlebih pasien tidak sadar bahwa dia sedang terkena kanker.
”Kebanyakan pasien tidak sadar karena seperti sariawan biasa, ternyata itu kanker,” tutur Oli kepada radio Idola, pagi (06/09) tadi.
Inovasi ini diharapkan mampu mengatasi jumlah dokter gigi spesialis yang terbatas di beberapa daerah di Indonesia seperti Gorontalo, NTT, dan Maluku Utara, bahkan nihil di Papua Barat.
“Kalau alatnya bisa disempurnakan, tapi fungsinya sudah mumpuni, karena sudah uji coba ke pasien,” tambah Oli saat menjelaskan kinerja alat tersebut.
Lalu, siapa saja yang bisa memakai alat ini? Kapan kita harus periksa rongga mulut agar terhindar dari kanker rongga mulut?
Berikut ini, wawancara radio Idola Semarang bersama Oliresianela, Mahasiswa FKG UB Malang dan anggota tim mahasiswa yang berinovasi membuat alat deteksi kanker rongga mulut. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: