Surabaya, Idola 92.6 FM – Awalnya, Huriyah Dhawy Febrianti dikenal sebagai sosok mahasiswi tunanetra bersuara indah. Ia kerap tampil menyanyi dan mengisi acara dari panggung ke panggung. Rutinitas manggung berhenti seketika kala panggung itu diambil alih oleh pandemi Covvid 19. Maka, kegiatan menyanyi otomatis juga berhenti sejak Pandemi masuk ke Indonesia pada awal 2020. Saat ini, Dhawy tercatat sebagai mahasiswi Universitas Airlangga Surabaya.
Di setiap krisis selalu ada peluang. Hal itu yang terpikir di benak Dhawy. Maka, ketika suara emasnya tak lagi memiliki panggung, dengan bakat menulisnya, ia membuat sastra sebagai panggungnya.
Apalagi, menulis sudah ia geluti sejak 2017. Ia suka membuat tulisan, dan puisi. Rupanya semesta mendukung bakat mahasiswi jurusan sastra Indonesia ini. Di saat dirinya berhenti nyanyi dari panggung ke panggung, kegiatan menulis terus diasahnya. Hingga akhirnya, ia mengikuti tantangan menulis novel.
Kini tiga novel telah dihasilkan dalam satu tahun. Novel pertama berjudul Keterpurukan Kedua. Novel kedua Creative Life, Creative Project. Dan, karya terbaru, Real Child vs Childish. Semua novel diterbitkan satu penerbit LovRinz.
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Huriyah Dhawy Febrianti, mahasiswi tunanetra yang berhasil menulis tiga novel dalam satu tahun. (yes/ her)
Simak podcast wawancaranya: