Muaro Jambi, Idola 92.6 FM – FM-Sebagai upaya menyelamatkan anggrek hutan yang tergusur oleh pembukaan lahan sawit, beberapa anak muda di Kabupaten Muaro Jambi tergerak. Mereka bertindak untuk menyelamatkan anggrek hutan.
Salah satu anak muda itu adalah Adi Ismanto, pelestari Anggrek Hutan. Ia juga penggagas Gerakan Muaro Jambi Bersakat (GMB). Gerakan Muaro Jambi Bersakat adalah komunitas anggrek hutan di Desa Jambi Tulo Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi.
Menurut Adi, sebelum tahun 2009, dirinya dan teman-temannya adalah pelaku jual beli anggrek. Ia mengambil anggrek dari hutan-hutan waktu marak alih fungsi lahan menjadi kebun sawit.”Kita tahu potensi anggrek-anggrek itu bernilai. Kita dengan kawan-kawan membentuk komunitas untuk menyelamatkan anggrek dari habitatnya,”tutur Adi kepada radio Idola, pagi (29/11) tadi.
Setelah melakukan penyelamatan, pada 2013, Adi dan teman-temannya kewalahan. Menurut Adi, mau diapakan anggrek ini setelah dibawa keluar dari hutan? Karena anggrek butuh biaya hidup seperti media tanam, perlu disirami dan menyiapkan habitatnya. “Kebetulan kami mengajukan lokasi konservasi di Pematang Damar, tapi tahun 2015 hutan seluas 250 hektar itu, terbakar semua,”jelas Adi.
Setelah setahun kosong tanpa kegiatan dan kehilangan semangat, mereka kemudian bangkit pada 2017. Dan jadilah Taman Sakat Lebung Panjang Kabupaten Muaro Jambi.
Lalu mengapa Adi dan warga setempat keukeuh merawat anggrek-anggrek tersebut? Dari mana lahan yang sekarang dijadikan tempat konservasi anggrek? Berapa orang yang dilibatkan dalam GMB?
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Adi Ismanto, Pelestari Anggrek Hutan dan Penggagas GMB.(yes/her)
Simak podcast wawancaranya: