Mengenal Ama Achmad, Pendiri Komunitas Babasal Mombasa dari Banggai

Ama Achmad
Ama Achmad Pendiri Komunitas Babasal Mombasa dari Luwuk Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. (Photo dok Ama)

Sulawesi Tengah, Idola 92.6 FM – Melalui sastra, perempuan asal Luwuk, Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah bercita-cita luhur dapat terjalin persaudaraan antar-banggai di wilayah wilayahnya. Maka, ia pun mendirikan komunitas sastra, Babasal Mombasa.

Perempuan itu adalah Ama Achmad atau akrab dipanggil Kak Ama. Melalui Komunitas Babasal Mombasa yang didirikan, ia berharap, terjalin persaudaraan tiga Banggai yaitu Kabupaten Banggai yang didominasi daratan serta Kabupaten Banggai Kepulauan dan Banggai Laut yang didominasi lautan.

Menurut Ama, kalau ada orang bilang laut itu sebagai pemisah, tapi baginya, laut adalah penghubung. “Kami berupaya menyatukan simpul itu,”tutur Ama saat diwawancarai oleh Radio Idola (09/03).

Kegiatan Ama Achmad
Kegiatan Ama Achmad dan Komunitas Babasal Mombasa Banggai. (Photo dok Ama)

Ama menyukai puisi, dan baca sejak di bangku SD. Ia hanya mengenal nama-nama penulis dari buku pelajaran Bahasa Indonesia. Seiring waktu berjalan, alam menyediakan wadah untuk belajar. Gayung bersambut, teman-temannya mendukung. Terbentuklah Komunitas Babasal Mombasa.

Tak hanya itu, sejumlah buku telah ia lahirkan di antaranya: Antologi Isis dan Musim-musim (2014), Antologi 100 Perempuan Bukan Penyair (2014), dan Keterampilan Membaca Laut (2019).

Anak-anak antusias mengikuti kegiatan baca
Anak-anak antusias mengikuti kegiatan baca bersama yang diselenggarakan Komunitas Babasal Mombasa Banggai. (Photo dok Ama)

Di sela-sela aktivitasnya, ia pun aktif di beberapa organisasi. Di antaranya: Ketua Yayasan Babasal Mombasa (2018-sekarang), dan Ketua Perkumpulan Puan Seni Indonesia (2021-sekarang).

Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Ama Achmad, pendiri Komunitas Babasal Mombasa dari Luwuk Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. (yes/her)

Dengarkan podcast wawancaranya:

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaAdaptasi Seperti Apa yang Mesti Kita Lakukan dalam Merespons Laju Perubahan Iklim?
Artikel selanjutnyaBandara Ahmad Yani Mulai Terapkan Aturan Baru Penerbangan