Sumut, Idola 92.6 FM – Sampah menjadi persoalan universal. Beragam cara dan pelbagai upaya dilakukan untuk mengatasi persoalan sampah.
Di Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara, seorang anak muda memiliki ide inovatif dengan pendekatan teknologi informasi untuk mengatasi problem sampah di lingkungannya.
Adalah Abdul Latif Wahid Nasution, sosok anak muda peduli Lingkungan. Ia mendirikan Kepul Botot Medan. Bang Latif–begitu ia akrab disapa, memakai pendekatan teknologi informasi untuk mengatasi masalah sampah. Sekilas memang janggal, tetapi Latif membuktikannya. Dengan mendirikan perusahaan Kepul Botot Medan di Tanjung Gusta.
Hingga kini, Kepul telah bermitra dengan sedikitnya 5.000 restoran, pabrik, dan kantor yang siap menyerahkan sampah. Di luar itu, Kepul melayani tak kurang dari 19.000 akun perseorangan yang terhubung lewat aplikasi dan menyalurkan sampah ke rumah, pabrik, atau kantor. Sampah dipilah di gudang, lalu dijual ke pabrik kertas, plastik, atau baja untuk diolah menjadi barang baru.
Abdul Latif Wahid Nasution lahir di Lubuk Pakam, Deli Serdang 1995. Ia mengenyam pendidikan Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.
Sejumlah prestasi ia raih atas ide-ide dan dedikasinya terhadap persoalan lingkungan. Yakni, Winner Global IDEApreneur Week 2017 Malaysia, 1st Runner-Up Ytechlocal Technopreneur Silicon Valley Mindset oleh Kedutaan Amerika Serikat dan Teknopreneur Indonesia (2018), TOP 10 in the Asia Pasific ICT Aliance (APICTA) di Guangzhou, China (2018), dan Winner Young Social Business Competition (2019).
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Abdul Latif Wahid Nasution, Sang Peduli Lingkungan dan Pendiri Kepul Botot Medan Di Tanjung Gusta Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: