Memahami Kasus Gangguan Ginjal Misterius pada Anak

Misterius
ilustrasi/istimewa

Semarang, Idola 92.6 FM – Kasus gangguan ginjal misterius pada anak di Indonesia menjadi sorotan tidak hanya masyarakat namun juga media asing. Kemenkes RI mengakui, kasus ini merupakan akumulasi dari laporan di 20 provinsi di Indonesia–di mana 99 orang di antaranya meninggal dunia. Mayoritas kasus terjadi pada anak usia 1-5 tahun.

Berdasarkan laporan Kemenkes dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), peningkatan kasus ini mulai terdeteksi pada akhir Agustus 2022. Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan, hingga saat ini penyebab penyakit gangguan ginjal akut progresif atipikal masih belum dapat diidentifikasi. Namun ia memastikan, penyakit misterius ini tidak terkait dengan pemberian vaksin Covid-19.

Kendati demikian, sebagai langkah kewaspadaan dini, Kemenkes telah menginstruksikan agar apotek maupun tenaga kesehatan di Indonesia untuk sementara ini tidak menjual atau meresepkan obat bebas dalam bentuk cair atau sirop kepada masyarakat.

Saat ini, Kemenkes bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan-BPOM, ahli epidemiologi, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), farmakolog, dan puslabfor Polri, masih melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut progresif atipikal pada anak.

Lantas, memahami kasus ini, apa itu gangguan ginjal akut pada anak? Apa penyebabnya? Apa langkah untuk mengatasinya? Apa saja yang mesti masyarakat lakukan, agar tidak mengalaminya?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, di antaranya: dr. Siti Nadia Tarmizi (Perwakilan dari Kementerian Kesehatan), Dr. dr. Fitri Hartanto, Sp.A (K) (Ketua IDAI Cabang Jateng), dan dr Pandu Riono (Epidemiolog & dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia). (her/yes/ao)

Simak podcast diskusinya:

Ikuti Kami di Google News