Semarang, Idola 92.6 FM – Bulan Juli berasa Januari. Kalimat itu pantas disematkan seiring dengan kondisi cuaca saat ini. Karena di sejumlah wilayah termasuk di Kota Semarang dan Jawa Tengah, hampir tiap hari masih diguyur hujan. Meski intensitas cenderung ringan-sedang.
Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun A. Yani Semarang, sebagian wilayah Semarang seharusnya sudah memasuki musim kemarau sejak awal Juni. Namun pada kenyataannya, masih ada hujan, walau intensitasnya ringan-sedang dan berdurasi singkat.
Secara umum prakiraan awal musim kemarau di Jawa Tengah dimulai bulan April – Juli 2022 namun kondisi saat ini sebagian wilayah di Jawa Tengah masih berlangsung musim transisi dari musim hujan ke musim kemarau. Berdasarkan monitoring awal musim kemarau terkini baru wilayah Cilacap bagian Barat, Batang Utara, Kendal Utara, Kota Semarang Utara, sebagian Kecil Demak, Pesisir Selatan Purworejo dan Kebumen, Gunung Muria dan sekitarnya, pesisir Utara Pati dan Rembang, Pegunungan Kendeng Utara dan sekitarnya. Kemudian, sebagian Boyolali, Semarang dan Sragen, Wonogiri Timur, sebagian Sragen, Grobogan Selatan dan Blora Selatan yang baru masuk musim kemarau.
Sementara itu, di sejumlah kota di Indonesia, masih diguyur hujan intensitas sedang-lebat. Seperti di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Hujan deras selama dua hari, mengakibatkan banjir melanda Kabupaten Bantaeng pada akhir pekan (02/07) kemarin.
Lalu, ada apa dengan situasi cuaca yang terjadi saat ini? Apa yang memengaruhi kondisi cuaca seperti ini? Bagaimana nasib lahan pertanian kita?
Untuk mengetahui jawabannya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: