Semarang, Idola 92,6 FM – Anggota Polsek Geyer mengenalkan energi baru terbarukan (EBT) kepada warga sebagai energi alternatif, dengan memanfaatkan kotoran sapi dari kandang halaman belakang rumah. Melalui pemanfaatan energi ramah lingkungan itu, warga juga diajak untuk berhemat energi di masa pandemi.
Anggota Bhabinkamtibmas Polsek Geyer Bripka Sulistyono mengatakan dirinya mengajak masyarakat di Desa Kalangbancar, memanfaatkan kotoran sapi sebagai energi alternatif pengganti gas elpiji. Yakni, mengubah kotoran sapi menjadi biogas untuk mengatasi mahalnya harga gas elpiji. Hal itu diketahui melalui hasil peliputan Humas Polda Jawa Tengah, belum lama ini.
Sulistyono menjelaskan, inovasi energi alternatif dengan memanfaatkan limbah kotoran sapi itu diyakini mampu menghemat pengeluaran rumah tangga di tengah masa pandemi. Sehingga, warga tidak perlu harus membeli gas elpiji yang terkadang terjadi kelangkaan.
Menurutnya, saat ini baru ada enam rumah yang telah memanfaatkan biogas limbah dari kotoran sapi untuk kegiatan memasak dan penerangan di rumah. Rencana ke depan, pihaknya akan merangkul lebih banyak warga untuk mau menggunakan biogas sebagai energi alternatif.
“Kami melakukan sambang maupun patroli itu door to door ke rumah warga, ternyata di sini banyak hewan sapi dan limbahnya terlalu banyak. Akhirnya, untuk babin memberikan motivasi kepada warga untuk pemanfaatan limbah dari ternak tersebut. Sehingga, kita buatkan biogas itu,” kata Sulistyono.
Sementara itu salah satu warga Kasno mengaku senang, karena pemanfaatan biogas dari kotoran sapi itu mampu menggantikan gas elpiji. Sebab, dari hasil limbah kotoran sapi yang ada di kandang belakang rumah itu mampu digunakan untuk aktivitas memasak selama dua pekan tanpa memikirkan pengeluaran pembelian tabung gas elpiji.
“Manfaatnya sangat luar biasa sekali, kita sebagai warga khususnya bapak-bapak ingin memanjakan ibu-ibu. Jadi ibu-ibu sudah bingung lagi tidak repot lagi soal kehabisan gas. Karena apa, karena sudah ada energi alternatif dari energi biogas kotoran sapi. Ini yang namanya energi baru terbarukan,” ujar Kasno.
Kasno berharap, warga lainnya juga semakin tertarik dan bisa mengikuti jejaknya memanfaatkan limbah kotoran sapi menjadi energi alternatif. (Bud)