Jambi, Idola 92.6 FM – Setelah tak lagi menjadi atlet nasional yang mengharumkan nama bangsa, ia tak tinggal diam. Setelah sebelumnya, mengabdikan diri pada dunia olahraga, kini ia mengabdikan tenaga untuk lingkungan hidup.
Sosok itu adalah Leni Haini (45), mantan atlet dayung nasional kelahiran Jambi. Setiap hari Leni dibantu anak-anak didiknya mengarungi Danau Sipin untuk mengambil eceng gondok, juga sampah plastik, popok sekali pakai dan sejenisnya yang dibawa aliran sungai dari kawasan kota.
“2010 saya balik ke Jambi, mau latihan dayung, ternyata danau penuh sampah, tidak bisa dipakai latihan,” tutur Leni mengawali perbincangan dengan radio Idola, pagi (05/09) tadi.
Sejak itulah, Leni yang telah meraih banyak prestasi dalam ajang olahraga dayung baik tingkat nasional ataupun internasional tergerak. Selama 7 tahun, ia dan tim didukung olah Dinas Lingkungan Hidup Kota Jambi, tak lelah mengambil sampah pakai perahu.
”Sampai akhirnya kita buka bank sampah habibah. Residunya kita buang ke TPS yang besar,” tambah Leni.
“Dulu mau nyebrang di danau saja susah. Sekarang akan diselenggarakan lomba dayung pada 25 September mendatang,” kata Leni.
Atas kepedulian dan kerja kerasnya untuk merawat lingkungan, Leni berhak mendapat penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan kategori perintis lingkungan.
Lalu, apa arti penghargaan Kalpataru bagi Leni? Dan sampai kapan Leni akan melakukan ini? Merawat lingkungan agar danau tetap bisa dinikmati oleh anak cucu.
Selengkapnya, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Leni Haini, mantan atlet dayung nasional yang juga pegiat lingkungan di Jambi dan peraih Kalpataru 2022. (yes/her)
Simak podcast wawancaranya: