Semarang, Idola 92.6 FM – Sejumlah pelaku UMKM makanan di Jawa Tengah mulai memetik hasil usahanya, saat libur Lebaran saat ini ketika banyak pemudik pulang ke kampung halaman atau singgah di suatu daerah. Kebanyakan para pembeli atau pemudik mengetahui produk dari UMKM itu, setelah melihat tayangan di Lapak Ganjar.
Pelaku UMKM usaha Nila Crispy, Sri Narsih warga Bobosan Kecamatan Purwokerto di Kabupaten Banyumas mengaku senang karena usahanya mulai menampakkan kemajuan. Sejak puasa hingga menjelang Lebaran, sudah mulai berdatangan pesanan melalui media sosial. Hal itu dikatakan saat ditemui di rumahnya, belum lama ini.
Sri menjelaskan, usaha yang dirintisnya itu saat Lebaran ini terus kebanjiran pesanan. Terutama, yang datang secara online untuk dikirim ke rumah pemesan.
Menurutnya, keberhasilan yang diraihnya juga tidak lepas dari pelatihan dari Dinkop dan UKM Jateng untuk meningkatkan kualitas dari produk jualannya. Terlebih lagi, peningkatan kemasan dari produknya.
“Kalau tidak puasa itu antara Rp15 juta sampai Rp20 juta per bulannya, sekarang ini sudah sampai Rp24 juta. Naik 38 persen. Dulu sebelum ikut Lapak Ganjar, Instagram saya tidak ada yang lirik,” kata Sri Narsih.
Lebih lanjut Sri menjelaskan, saat ini produknya juga sudah masuk di market place besar dan mulai dikenal orang.
Pelaku UMKM lainnya, Endang Puspita Rini yang berjualan jamu serbuk juga mengaku ikut merasakan efek dari Lebaran. Pesanan jamu serbuk juga terus berdatangan, khususnya dari luar kota.
Endang warga Dusun Candi Desa Sawangan Kecamatan Leksono di Kabupaten Wonosobo mulai berjualan jamu serbuk sejak awal pandemi COVID-19. Ternyata, respon pembeli cukup baik dan bisa diterima pasar.
Menurutnya, pemasaran produk jamu serbuk miliknya dilakukan secara door to door dan dititipkan di apotek pada awalnya. Sejak ikut di Lapak Ganjar, produknya mulai dijual melalui media sosial.
“Alhamdulillah untuk penjualan meningkat. Kita juga ada pesanan dari luar kota. Mulai dari Banten, Jakarta dan Bandung juga ada,” ujar Endang.
Endang menyebutkan, saat awal berjualan jamu serbuk itu pendapatan bersihnya baru di angka Rp250 ribu per bulan. Saat ini, pendapatan bersihnya per bulan sudah menjadi Rp750 ribu. (Bud)