Semarang, Idola 92,6 FM – Dampak dari pandemi yang melanda, membuat tren pembelian hunian dari apartemen kembali beralih ke rumah tapak. DPP REI bahkan menyebut, konsumen lebih menyukai rumah dengan tanah luas dan harga yang murah.
Pelaksana tugas Sekjen DPP REI Hari Ganie mengatakan beberapa tahun ke belakang, permintaan akan apartemen memang mengalami peningkatan. Tidak hanya di Jakarta saja, tetapi juga di beberapa daerah lainnya. Pernyataan itu dikatakan di sela pemberian pembekalan Rakerda DPD REI Jawa Tengah di Semarang, kemarin.
Hari menjelaskan, setelah pandemi kemarin itu tren hunian kembali beralih ke rumah tapak. Konsumen sudah tidak lagi melihat hunian tengah kota semacam yang ditawarkan apartemen, tetapi lebih kepada rumah di pinggiran.
Menurutnya, rumah di pinggir kota justru menawarkan keuntungan yang lebih bagi para calon pembeli. Keuntungan yang diberikan itu tidak didapatkan saat membeli apartemen.
“Permintaan sekarang yang paling banyak adalah rumah-rumah di pinggiran kota. Yaitu rumah-rumah tapak yang dicari suasana udara lebih sehat, tanah lebih luas dan pasti harga tanahnya lebih murah. Itu yang sekarang terjadi seperti itu,” kata Hari.
Lebih lanjut Hari menjelaskan, rumah tapak masih menjadi pilihan masyarakat dan primadona di sektor properti. Bahkan, selama masa pandemi kemarin itu pembelian rumah tapak memiliki persentase cukup tinggi dibandingkan pembelian hunian apartemen.
“Kalau ditambah pembelian kapling, mungkin bisa 60-70 persen pasarnya,” jelasnya.
Hari menyatakan, pengembang perumahan juga mulai mengalihkan segmen pasar ke generasi milenial yang baru memulai berkarir. Sebab, potensi pasarnya cukup menarik dan menjanjikan.
“Pasar milenial ini sangat besar, hampir 70 juta kaum milenial di negara kita,” pungkasnya. (Bud)