SEMARANG, RADIO IDOLA 92,6 FM – Kenaikan suku bunga Bank Indonesia mulai berdampak pada sektor properti. Hal ini terlihat dari penurunan transaksi penjualan pada pameran di mall paragon, Semarang yang digelar mulai 9-20 November 2022.
Ketua Property expo Semarang – Dibya K Hidayat mengatakan, selama pameran lalu pihaknya mencatatkan transaksi sebesar Rp.16,3 miliar Jumlah ini lebih rendah dibandingkan dengan pameran sebelumnya yang tercatat sebesar Rp.43,2 miliar.
“Para calon pembelian ga convenience untuk beli, maka itu jaminan dari BI agar suku bunga tidak fluktuatif itu juga penting,” ujarnya disela penutupan Property expo Semarang ke-7, selasa (22/11)
Selain kenaikan suku bunga bank Indonesia, menurut Dibya isu terkait dengan adanya resesi tahun 2023 juga menyebabkan konsumen menahan pembelian rumah. Untuk itu pemerintah seharusnya bisa memberikan optimisme kepada masyarakat terkait dengan, apalagi kondisi ekonomi Indonesia masih mengalami pertumbuhan positif.
“saat ini banyak sekali berita resesi tentang 2023. Ini membuat karyawan juga khawatir apakah perusahaannya tahun depan masih ada atau tidak,” ungkapnya
Namun demikian Dibya optimis pertumbuhan sektor property masih cukup baik, karena Indonesia tidak akan terlalu banyak terimbas dengan krisis global. Apalagi saat ini Indonesia mencatatkan pertumbuhan paling tinggi diantara negara – negara anggota G-20.
“Pada pertemuan G-20 kemarin kan Indonesia disebut sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi,” ujarnya
Untuk itu sebagai upaya mendorong pasar property, pihaknya akan terus melakukan edukasi melalui pameran yang menawarkan pula sejumlah program diantaranya bunga rendah. (tim)