Semarang, Idola 92,6 FM – Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah menyiapkan strategi khusus dengan mengalokasikan anggaran subsidi harga, jika terjadi krisis pangan di tahun depan. Meskipun saat ini diyakini, untuk beberapa komoditas pangan di Jateng masih dalam jumlah mencukupi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jateng Dyah Lukisari mengatakan ada beberapa strategi yang telah dirancang, untuk menstabilkan harga pangan. Termasuk, upaya menjaga pasokan komoditas pangan tetap lancar. Pernyataan itu dikatakan saat dihubungi lewat sambungan telepon, kemarin.
Dyah menjelaskan, saat ini komoditas beras di Jateng lebih dari cukup dan dianggap surplus. Posisi stok ketersediaan beras juga tidak pernah kurang dari awal tahun.
Menurutnya, saat ini sedang memasuki musim tanam tiga dan daerah-daerah sentra beras di Jateng tidak sedang panen.
Dyah menyatakan, untuk komoditas pangan di Jateng yang kurang itu hanya kedelai dan bawang putih saja. Sebab, masih mengandalkan impor sampai sekarang.
Terkait kemungkinan krisis pangan karena kenaikan harga komoditas, pihaknya juga telah mengambil upaya dan langkah strategis untuk mengatasinya.
“Nah kita sebenarnya akan mulai menerapkan subsidi dengan APBD untuk intervensi, baik pada saat harga anjlok atau harga naik nanti. Kalau selama ini CSR terus yang digulirkan. Ada CSR ASN atau CSR Bank Jateng. Anggaran sudah tak siapkan di tahun 2023, cuma cara mengoperasionalkannya supaya tidak salah administrasi sedang dirembug dengan TAPD dan BPKAD serta inspektorat,” kata Dyah.
Lebih lanjut Dyah menjelaskan, pada prinsipnya pada saat harga naik atau turun bisa dilakukan subsidi harga. Nantinya juga ada bantuan distribusi, yang bisa untuk menekan harga pengiriman.
“Bantuan distribusi ini nantinya melengkapi subsidi harga. Kalau pas harga tidak naik terlalu tinggi, bantuan distribusi ini bisa dinikmati petani,” jelasnya.
Diketahui, data prognosa yang dikompilasi Dinas Ketahanan Pangan Jateng hingga akhir Desember 2022 untuk ketersediaan beras mencapai 10.038.575 ton. Sedangkan kebutuhan untuk konsumsi beras di Jateng, diperkirakan mencapai 3.244.363 ton. (Bud)