Semarang, Idola 92,6 FM – Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 0,58 persen pada Mei 2022 kemarin, dan semua kota yang dilakukan survei terjadi inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal, sebesar 1,03 persen.
Kepala BPS Jateng Adhi Wiriana mengatakan selain Kota Tegal, inflasi tertinggi juga terjadi di Kota Surakarta sebesar 0,71 persen dan diikuti Purwokerto sebesar 0,63 persen serta Cilacap sebesar 0,59 persen. Sedangkan Kota Semarang mengalami inflasi sebesar 0,53 persen, dan Kabupaten Kudus inflasinya lebih rendah hanya 0,38 persen. Pernyataan itu dikatakan melalui siaran dari kanal YouTube BPS Jateng, Kamis (2/6).
Adhi menjelaskan, penyebab utama terjadinya inflasi di Jateng adalah kenaikan harga angkutan udara dan telur ayam ras serta bawang merah dan cabai merah. Sedangkan penahan laju inflasi di Jateng adalah penurunan harga minyak goreng, emas perhiasan, beras dan udang basah.
Menurutnya, untuk kelompok transportasi memberikan andil sebesar 1,22 persen terhadap laju inflasi pada Mei 2022. Kemudian disusul kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,17 persen.
“Inflasi ini relatif sedikit lebih tinggi dibandingkan angka nasional, karena inflasi nasional tercatat 0,40 persen. Perkembangan ini menandakan bahwa setelah Ramadan dan Lebaran di bulan Mei, ternyata kondisinya inflasi masih tetap menghantui di Jawa Tengah dan ini menjadikan year on year mencapai 3,91 persen. Berarti hampir mendekat angka empat persen,” kata Adhi.
Lebih lanjut Adhi menjelaskan, untuk di wilayah Pulau Jawa yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Kota Serang sebesar 0,84 persen kemudian disusul Kota Yogyakarta sebesar 0,75 persen. Sementara DKI Jakarta, mengalami inflasi terendah hanya 0;06 persen.
“Inflasi yang terjadi di Jawa Tengah maupun di Indonesia, ada kaitannya dengan perang Rusia dan Ukraina. Sehingga, berpengaruh terhadap sejumlah harga komoditas,” pungkasnya. (Bud)