Google Tunjuk SISJ Bangun Data Sains Terbuka

SISJ
(Image/Irma)

Jakarta, Idola 92.6 FM – Society of Indonesian Science Journalists (SISJ) terpilih sebagai peraih program Google News Initiative (GNI) Innovation Challenge 2022. Lewat program ini, SISJ akan membangun platform data sains terbuka yang diberi nama Indonesian Science Journalist Labs (ISN Labs).

“Inisiatif ini merupakan sebuah program mendukung upaya-upaya inovatif mewujudkan ekosistem berita berkelanjutan dan beragam,” ujar Nic Hopkins, News Ecosystem and Programs Lead, Google Asia Pacific, Selasa (6/12) dalam siaran persnya kepada radio Idola Semarang.

SISJ merupakan satu dari 19 organisasi dari 10 negara di Asia Pasifik yang terpilih untuk mewujudkan ide-ide bernilai inovatif. Seluruhnya akan mendapatkan dukungan pendanaan dari GNI untuk membuat sejumlah solusi kreatif. Di antaranya, inisiatif model pendapatan iklan, keterlibatan dengan audiens yang lebih beragam, keterwakilan di komunitas yang kurang terwakili, serta identifikasi kesalahan informasi online.

Team Leader Project ISN Labs, Dhana Kencana, mengatakan, SISJ akan membangun sebuah platform (tools) data sains yang dapat diakses secara terbuka atau open source. Selain dirinya, proyek tersebut ikut digawangi oleh Irma Tambunan, Yunanto Wiji Utomo, dan Irmawati Puan Mawar.

“Kami menyebutnya laboratorium bagi jurnalis sains Indonesia (Indonesian Science Journalist Labs/ISN Labs),” ujarnya.

ISN Labs menyediakan layanan data yang bersumber dari para peneliti dan ilmuwan secara terbuka dan gratis. Layanan diberikan dalam Bahasa Indonesia.

Data-data tersebut diolah dalam berbagai tampilan sehingga mudah diakses jurnalis di Indonesia maupun global. Dapat pula diakses kalangan kampus dan organisasi nirlaba.

ISN Labs ikut menyediakan layanan berlangganan terbuka bagi pengguna komersial. Ini akan menjadi model bisnis bersubsidi silang dalam ekosistem ISN Labs. Dhana memastikan, ISN Labs akan mengutamakan keamanan data dan privasi para pengguna.

Ketua SISJ, Dyna Rochmyaningsih, menambahkan jurnalisme data menjadi kata kunci di masa kini. Meski dianggap penting, penerapan jurnalisme data dalam pemberitaan isu sains masih terbilang minim. Faktornya antara lain keterbatasan sumber daya manusia dan teknologi.

Data yang valid akan membantu masyarakat meminimalisir penyebaran hoaks dan misinformasi, terutama yang berkaitan dengan pemberitaan ilmiah. Saat ini, tidak sedikit berita yang berkaitan atau tentang ilmu pengetahuan telah menyebabkan penyesatan masyarakat karena misinformasi dan tidak benar.

“Kami ingin menjawab masalah itu dengan mengembangkan platform terbuka yang memungkinkan jurnalis dari media manapun mengunduh dataset maupun hasil visualisasi data secara gratis untuk mendukung liputannya,” jelasnya.

SISJ didirikan di Jakarta pada tahun 2014 oleh 13 jurnalis sains Indonesia yang telah berkolaborasi dengan The World Federation of Science Journalists (WFSJ) dalam menjalankan program Science Journalism COOPeration project di Asia.

Saat ini, SISJ beranggotakan 155 jurnalis dan ilmuwan. SISJ menaruh komitmen untuk mendorong literasi sains di kalangan publik dan pembuat kebijakan serta memajukan jurnalisme berbasis sains.

“Jika Anda jurnalis, kami ingin mendengar tentang kebutuhan data dan visualisasinya. Jika Anda ilmuwan, kami ingin berjejaring dan menjajaki kemungkinan kerjasama visualisasi data hasil riset. Kami berharap, platform ini memberi manfaat besar dan meningkatkan kualitas jurnalisme,” imbuh Dyna. (yes/her)

Ikuti Kami di Google News