Semarang, Idola 92.6 FM – Presiden Joko Widodo mengingatkan, bahwa Indonesia masih harus waspada menghadapi ancaman resesi global pada tahun depan yang penuh ketidakpastian. Presiden tidak bermaksud menakut-nakuti tetapi hanya mengingatkan bahwa tantangan ekonomi yang akan kita hadapi ke depan tidak semakin mudah.
Jokowi mengingatkan bahwa tahun 2022 tinggal menyisakan dua minggu lagi tetapi dunia masih dihantui oleh Pandemi Covid-19 dan ketidakpastian ekonomi global. Situasi geopolitik juga masih tidak menentu yang dikhawatirkan bisa memicu krisis keuangan, energi, pangan, dan kemudian memicu resesi global.
Kendati demikian, Jokowi mengajak masyarakat untuk bersyukur karena pada kuartal III 2022, ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 5,72 persen. Selain itu, inflasi masih bisa dikendalikan di kisaran 5,4 persen.
Maka, menyikapi pernyataan Presiden tersebut, apa persisnya yang mesti kita lakukan, baik itu para pelaku ekonomi, pemerintah, sampai masyarakat? Peluang-peluang apa saja yang mesti dioptimalkan oleh Pemerintah?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Aryo DP Irhamna. (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: