Semarang, Idola 92.6 FM – Dinamika perkembangan global mengalami perubahan seiring Pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya selesai dan juga karena krisis geopolitik Rusia-Ukraina. Tren pemulihan ekonomi yang ditunjukkan pada awal 2022 dihadapkan pada peningkatan risiko global yang menjalar ke domestik sehingga berpotensi menahan laju pemulihan ekonomi. Inflasi global telah mengerek inflasi domestik yang pada Juni 2022 lalu berada di level tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memprediksi pemulihan ekonomi pada semester kedua 2022 berpotensi tertunda akibat eskalasi tantangan global yang tidak kunjung berakhir.
Dalam Kajian Tengah Tahun INDEF tahun 2022, bayang-bayang krisis pangan turut memberatkan pemulihan ekonomi pascapandemi. Oleh karena itu, diperlukan langkah taktis dan fundamental melalui strategi reformulasi kemandirian ekonomi di tengahy dinamika global.
Lalu, bagaimana cara kita menghindar dari butterfly effect, berupa resesi global? Siapa saja yang mesti terlibat? Apakah cukup hanya negara? Lalu, bagaimana dengan peran swasta dan rumah tangga?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, di antaranya: Tauhid Ahmad (Direktur Eksekutif INDEF), Prof Ari Kuncoro (Ekonom/ Rektor Universitas Indonesia), dan Adhi S Lukman (Pengusaha/ Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI)). (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: