Semarang, Idola 92.6 FM – Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) berkantor di Jalan Merdeka Barat. Sebuah kawasan yang berada di ring satu pusat kekuasaan. Mereka mempekerjakan ribuan pegawai dalam berbagai strata tetapi dengan mudah dikacaukan oleh seorang hacker bernama “Bjorka” yang mungkin bekerja dari kamar kosan.
Munculnya Bjorka secara tidak langsung menjadi penguji keamanan data di Kominfo. Sayang, hacker itu seakan mengkonfirmasi betapa lemahnya sistem keamanan di Kominfo. Padahal, ke depan, tantangan kita justru berhadapan dengan kejahatan siber.
Perkembangan terkini, Presiden Joko Widodo membentuk tim khusus menyusul sejumlah serangan siber dari hacker Bjorka ke instansi pemerintahan. Pembentukan tim dilakukan setelah pemerintah menggelar rapat di Istana Kepresidenan Jakarta. Tim itu akan menindaklanjuti serangan-serangan siber yang diterima beberapa waktu terakhir. Tim tersebut akan terdiri dari Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN), Kominfo, Polri, dan Badan Intelijen Negara (BIN).
Lalu, akan seperti apa tingkat keamanan negara kalau ke depan harus menghadapi ancaman siber dari luar? Apa pula yang mesti dilakukan agar kita memiliki ketahanan yang mumpuni di bidang siber?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber, di antaranya: Dr. Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati (Pengamat pertahanan dan intelijen), Yanuar Nugroho (Penasihat Centre for Innovation Policy & Governance; Anggota Akademi Ilmuwan Muda Indonesia; Visiting Senior Fellow ISEAS Singapura; Deputi II Kepala Staf Kepresidenan RI 2015-2019), Ardi Sutedja (Founder Indonesia Cyber Security Forum (ICSF)), Dr Solichul Huda (Pakar IT Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang). (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: