Semarang, Idola 92,6 FM – Apindo Jawa Tengah meminta para pengusaha, agar tidak terlalu cepat mengambil keputusan menaikkan harga produksi. Keputusan yang lebih tepat adalah melakukan efisiensi dan efektivitas, pada sektor produksi di pabrik.
Ketua Apindo Jateng Frans Kongi mengatakan dampak dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per 3 September 2022, bisa menimbulkan efek domino dari kenaikan sejumlah harga komoditas lainnya. Kenaikan sebesar 5-10 persen yang diperkirakan Apindo Jateng itu, bakal membuat pengusaha siap-siap ditinggalkan pelanggan.
Frans menjelaskan, efek kenaikan harga BBM jika disiasati pengusaha dengan menaikkan harga produk justru akan merugikan perusahaan. Sebab, bisa saja kenaikan harga barang produksi pabrik tidak lagi diterima pasar karena dianggap mahal.
Menurutnya, yang paling penting dalam menyiasati kenaikan BBM dengan mengurangi ongkos produksi dan mengalihkan pada produksi efektif dan efisien. Terutama, untuk transportasi logistik.
“Kami sebagai ketua Apindo Jawa Tengah mengimbau kepada semua perusahaan untuk kerja lebih efisien dan kerja lebih efektif. Mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu, sehingga daya saing kita ini akan terjamin. Daya saing ini yang penting,” kata Frans.
Lebih lanjut Frans menjelaskan, pihaknya juga mendorong para pengusaha untuk berkomunikasi dengan pekerjanya tidak perlu panik menyikapi kenaikan harga BBM tersebut. Sebab, pemerintah juga akan memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada kelompok masyarakat sasaran.
“Jadi dengan BLT yang diberikan itu, biar daya beli mereka masih ada. Sehingga, hubungan kerja tetap terjamin,” pungkasnya. (Bud)