Semarang, Idola 92,6 FM – BPS Jawa Tengah mencatat, pada Maret 2022 kemarin banyak masyarakat miskin terbantu dan terangkat kesejahteraannya sehingga sudah tidak lagi masuk kategori keluarga miskin. Saat ini, total penduduk miskin di Jateng sebesar 10,93 persen dari seluruh warga Jateng.
Kepala BPS Jateng Adhi Wiriana mengatakan klasifikasi penduduk miskin, bisa dilihat dari sangat miskin dan miskin. Untuk keluarga sangat miskin terjadi penurunan dibanding September 2021, dari sebelumnya 4,12 persen menjadi 3,47 persen pada Maret 2022. Pernyataan itu dikatakan melalui siaran Youtube, Jumat (16/7).
Adhi menjelaskan, jumlah penduduk miskin di Jateng dari sebelumnya 3,93 juta jiwa berkurang 102,57 ribu jiwa menjadi 3,83 juta jiwa. Tren turunnya jumlah penduduk miskin di Jateng, dipandang sebagai suatu hal yang positif. Sebab, dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota se-Jateng terus menggenjot program pengentasan kemiskinan.
Menurutnya, hal itu juga tidak lepas dari membaiknya pertumbuhan ekonomi Jateng pada triwulan I 2022 yang mencapai 5,16 persen. Sementara, konsumsi rumah tangga pada PDRB juga tumbuh 4,30 persen pada triwulan I 2022.
“Ternyata untuk di Jawa Tengah, penduduk miskin dari total di provinsi ini itu 10,93 persennya adalah penduduk miskin. Atau sekitar 3,83 juta jiwa dari sekitar 35 juta penduduk di Jawa Tengah. Persentase penduduk miskin ini terjadi penurunan sebesar 0,32 persen. Artinya pada Maret 2022 di Jawa Tengah, relatif terjadi penurunan kemiskinan dibandingkan kondisi di September 2021,” kata Adhi.
Lebih lanjut Adhi menjelaskan, program penurunan angka kemiskinan yang dilakukan pemprov hingga kabupaten/kota se-Jateng itu menunjukkan dampak positif. Sebab, terjadi penurunan kemiskinan di Jateng lebih baik dibanding periode sebelumnya.
“Harapannya kalau tidak ada pandemi pada tahun 2022 ini, angka kemiskinan Jawa Tengah berada di bawah dua digit. Bisa jadi, angka kemiskinan di Jawa Tengah berkisar di angka sembilan persen,” pungkasnya. (Bud)