15 Anak Berambut Gimbal Ikuti Ritual Potong Rambut

Prosesi potong rambut gimbal
Prosesi potong rambut gimbal di Dieng.

Semarang, Idola 92,6 FM – Sebanyak 15 anak dengan rambut gimbal mengikuti ritual potong dalam rangkaian kegiatan Dieng Culture Festival 2022, Sabtu (3/9) kemarin. Kegiatan potong rambut gimbal menjadi ritual yang selalu dinantikan, ada saja permintaan unik dari si anak.

Ketua Panitia Dieng Culture Festival 2022 Alif Fauzi mengatakan pada tahun ini mengusung tema ‘Return of The Light’, karena selama dua tahun kegiatan tahunan tersebut digelar secara daring. Pada tahun ini, Dieng Culture Festival 2022 bisa digelar secara luring dan ramai dikunjungi wisatawan.

Alif menjelaskan, tahun ini tradisi potong rambut gimbal bisa diikuti 15 orang anak dan menjadi yang terbanyak di sepanjang pelaksanaan Dieng Culture Festival.

“Ada 15 anak dan menjadi yang terbesar atau terbanyak sepanjang ini. Yang daftar banyak sekali ada 30 anak, tapi setelah kita klarifikasi dan sebagian ditunda untuk tahun besok sehingga hanya ada 15 anak,” kata Alif.

Salah satu orang tua anak bajang panggilan bagi anak berambut gimbal, Roziyah menyatakan bahwa setiap keluarga yang memiliki anak dengan rambut gimbal harus dipenuhi permintaannya saat mengikuti potong rambut. Apabila permintaan si anak tidak dipenuhi, maka rambutnya akan tumbuh gimbal dan beberapa terkadang mengalami demam tinggi.

Menurutnya, sebelum mengikuti ritual potong rambut itu anaknya sudah mengajukan permintaan. Bahkan, satu permintaan adalah yang memotong rambutnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

“Anaknya minta mainan sama kue ulang tahun. Anak ini rambut gimbal dari umur 1,5 tahun,” ujar Roziah.

Sementara itu Siti Atikoh mengaku senang, gelaran Dieng Culture Festival 2022 bisa digelar secara luring. Bahkan, kirab budaya potong rambut gimbal diikuti belasan anak dengan diawali prosesi jalan kaki dari kantor kepala Desa Dieng Kulon hingga depan gerbang Candi Arjuna.

“Tentu anak-anak yang mengikuti ritual potong rambut gimbal bisa sehat. Dan di kemudian hari mereka akan yang berbhakti pada orang tua. Harapannya nanti rambutnya bisa tumbuh normal lagi, karena katanya kalau kayak gitu agak pusing,” ujar Atikoh.

Atikoh menjelaskan bahwa anak yang memiliki rambut gimbal, biasanya hanya tertentu saja tidak semua orang. Bahkan, dalam satu keluarga belum tentu mempunyai dua anak dengan rambut gimbal. Namun demikian, ritual potong rambut gimbal adalah tradisi turun temurun tentu harus dilestarikan. (Bud)

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaHaruskah Pensiun Anggota Parlemen Ditiadakan?
Artikel selanjutnyaPGN Komitmen Dukung Implementasi Transisi Hemat Energi