Semarang, Idola 92,6 FM – ”Bapak-bapak, ibu-ibu…jangan lupa maskernya dipakai yang benar. Jaga jaraknya dengan yang lain, jangan berkerumun di situ. Ingat, pandemi belum berakhir”.
Seperti itulah seruan dan imbauan dari petugas jaga dan aparat kepolisian di Dusun Semilir Kabupaten Semarang, selalu menyerukan protokol kesehatan kepada wisatawan saat berkunjung ke obyek wisata di Kecamatan Bawen itu.
Setiap kali terlihat rombongan wisatawan yang datang, petugas keamanan Dusun Semilir dengan dibantu anggota polisi Polres Semarang selalu mengingatkan masker dan menjaga jarak di lokasi wisata. Petugas bahkan harus mendatangi wisatawan, yang kedapatan maskernya turun atau pemakaiannya tidak benar. Sebab, berkunjung ke tempat wisata harus menerapkan protokol kesehatan dengan baik sesuai masa pandemi COVID-19.
Selama masa pandemi COVID-19 berlangsung dan hampir dua tahun ini, banyak tempat atau obyek wisata menerapkan protokol kesehatan dengan ketat demi keamanan dan kenyamanan pengunjung maupun seluruh karyawan. Hal itu yang ditekankan Asisten Manager Marcom Dusun Semilir Muhammad Fahmi saat ditemui, Kamis (4/11).
Fahmi menjelaskan, keamanan dan keselamatan serta kesehatan bagi para pengunjung maupun karyawan di Dusun Semilir adalah prioritas. Sehingga, pihaknya menerapkan dengan benar protokol kesehatan selama masa pandemi.
Menurutnya, selama masa pandemi dan penerapan PPKM level ini pihaknya selalu mengikuti aturan dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sebab, hal itu dilakukan untuk kenyamanan dan kenyamanan bersama.
”Kita memberikan kepada pengunjung itu untuk meyakinkan, bahwa wisata di Dusun Semilir itu aman dan nyaman. Pertama, untuk seluruh karyawan baik yang karyawan dari manajemen dan internal maupun tenant semuanya sudah 100 persen divaksin. Vaksin pertama dan dosis kedua. Jadi, semua sudah divaksin demi keamanan bersama. Yang kedua, kita menerapkan peraturan dari pemerintah seperti memasuki Dusun Semilir itu wajib vaksin dan scan PeduliLindungi,” kata Fahmi.
Fahmi menjelaskan, protokol kesehatan yang diterapkan di Dusun Semilir menyeluruh hingga ke wahana-wahana permainan. Setiap kali wahana digunakan, maka petugas jaga akan membersihkan dengan cairan desinfektan. Sehingga, pengunjung benar-benar merasa aman dan nyaman saat menggunakan wahana tersebut.
”Kita dalam sehari itu berkala, ada jadwalnya mas. Kita sterilisasi, kita semprot desinfektan. Itu ada petugasnya sendiri yang keliling, agar pengunjung itu merasa aman dan nyaman. Jadi, tempat-tempat yang kayak semisal banyak orang itu setiap kali pakai dibersihkan,” jelasnya.
Pihak Dusun Semilir juga tidak ingin kecolongan, karena ada pengunjung atau wisatawan yang tidak tertib protokol kesehatan selama berada di lokasi wisata. Sehingga, ada petugas internal atau Satgas COVID-19 Dusun Semilir yang berkeliling dan mengingatkan jika ada kerumunan atau pengunjung tidak tertib menggunakan masker.
Business Development Manager Dusun Semilir Claudia Agnes menambahkan, sesuai aturan yang berlaku di tempat pariwisata maka protokol kesehatan harus ditegakkan dalam upaya pencegahan penularan COVID-19. Setiap sudut di Dusun Semilir tersedia hand sanitizer, dan mudah ditemukan para pengunjung.
”Jadi, setiap outlet setiap kios itu harus ada hand sanitizernya. Terus setiap yang jaga, itu harus menggunakan masker. Kalau yang bersentuhan dengan makanan, harus menggunakan hand glove atau sarung tangan,” ujar Agnes.
Agnes menjelaskan, wisata yang aman dan nyaman serta sehat harus diperhatikan para pengunjung demi keselamatan semua pihak. Karena, keadaan saat ini harus dijadikan perilaku baru bagi wisatawan yang akan berkunjung ke tempat atau obyek wisata.
”Kita ada duta prokes. Setiap departemen menyumbangkan satu orang, untuk menjadi duta prokes. Jadi, setiap ketemu pengunjung di jalan mengingatkan protokol kesehatan. Bahkan, teman sendiri juga saling mengingatkan protokol kesehatannya,” jelas Agnes.
Sementara itu, selama masa penerapan PPKM level tidak banyak pengunjung yang datang ke Dusun Semilir. Namun, antusias warga untuk berwisata tidak menyurutkan minat masyarakat. Bahkan, pengunjung Dusun Semilir datang tidak hanya di sekitar Semarang saja tapi sampai dari Bogor Jawa Barat.
Adalah Sofa, jauh-jauh dari Bogor bersama keluarganya ke Dusun Semilir. Dirinya memang belum pernah berwisata hampir dua tahun terakhir ini, sejak pandemi melanda Tanah Air.
Menurut Sofa, dirinya bersama keluarga sampai melengkapi diri dengan tes negatif COVID-19 untuk bisa mengunjungi tempat wisata yang dituju.
”Kami sudah antisipasi dengan protokol kesehatan, karena pandemi ini kan sekarang sudah berkurang ya. Tapi, kami tetap mengikuti protokol kesehatan yang berlaku mulai selalu memakai masker dan selalu mencuci tangan. Sebelumnya, kami juga sudah swab antigen saat mau ke sini,” ucap Sofa.
Pengunjung lain, Khofiana Sari dari Magelang mengaku justru memilih datang ke Dusun Semilir tidak saat libur akhir pekan. Dirinya sudah memprediksi, jika saat libur akhir pekan tentunya akan banyak wisatawan yang datang. Sehingga, dikhawatirkan tidak bisa menjaga jarak dan tidak leluasa.
”Oh, malah menghindari Sabtu-Minggu, mas. Biasanya kalau Sabtu-Minggu malah penuh. Apalagi malam minggu, pasti ramai sekali. Jadi, saya menghindari hari-hari itu,” kata Khofiana.
Terpisah, Kepala Dinporapar Jateng Sinoeng Rahmadi meminta kepada seluruh pengelola tempat wisata untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Terutama, untuk tempat-tempat wisata yang sedang viral.
Menurutnya, bagi tempat wisata yang berkonsep outdoor juga harus sesuai protokol kesehatan dengan pembatasan jumlah pengunjung sebanyak 25 persen dari kunjungan normal. Tujuannya, agar bisa dilakukan penjagaan jarak aman dari para pengunjung selama berada di obyek wisata.
”Saya sudah berkomunikasi lisan dengan para pengelola dan temen-temen dari kabupaten/kota, harus mewaspadai kondisi pandemi wilayah masing-masing. Jangan sampai kita lengah, jangan sampai nanti kerja keras kita yang selama ini sudah kita lakukan lalu kembali terjadi kasus,” jelas Sinoeng.
Sinoeng juga meminta masyarakat yang akan mengunjungi obyek wisata, bisa mengetahui tempat wisata itu aman untuk dikunjungi. Harapannya, sektor pariwisata yang terdampak pandemi bisa kembali menggeliat tetapi tidak melupakan kenormalan baru di situasi pandemi. (Bud)