Semarang, Idola 92,6 FM – BMKG meminta masyarakat Jawa Tengah dalam dua hari ini, mewaspadai perkembangan bibit siklon tropis yang memicu cuaca ekstrem. Terutama, hujan dengan intensitas tinggi yang disertai angin kencang dan kemunculan petir.
Kepala BMKG Dwikora Karnawati mengatakan dalam dua hari ini, Sabtu-Minggu (26-27/2) terjadi perkembangan bibit siklon tropis yang melintas wilayah Indonesia. Namun, pada 27 Februari 2021 nanti bibit siklon tropis sudah mulai melemah.
Dwikora menjelaskan, musim cuaca ekstrem memang dalam beberapa hari terakhir mengalami puncaknya. Bahkan, untuk wilayah Jawa Tengah puncak musim hujan akan terjadi sampai akhir Februari hingga awal Maret 2021. Sebab, beberapa hari terakhir ini curah hujan bisa mencapai 184 milimeter di atas normal.
Menurutnya, beberapa wilayah yang masih perlu meningkatkan kewaspadaan selain wilayah Jateng adalah Jawa Barat dan juga Banten.
“Saat ini sudah mulai bergerak ke arah selatan Jawa Barat, dan kemudian menjauh dari wilayah Indonesia. Jadi yang saat ini perlu siaga adalah Banten, Jawa Barat dan kemudian sebagian Jawa Tengah. Potensinya hujan lebat dan disertai angin kencang,” kata Dwikora saat bertemu Gubernur Ganjar Pranowo, Kamis (25/2).
Lebih lanjut Dwikora meminta kepada masyarakat, selama musim hujan ini untuk menjaga lingkungan sekitar dan tidak membuang sampah sembarangan. Sehingga, tidak sampai menyumbat saluran air.
Sementara itu Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan, bahwa siklus cuaca ekstrem dan kebencanaan sudah menjadi bahan kajian. Bahkan, sejak 1800an telah ada penelitian mengenai pemanasan global.
Oleh karena itu, masyarakat harus semakin waspada dengan potensi kebencanaan yang terjadi di wilayahnya masing-masing. Sehingga, mampu meminimalkan risiko dari dampak bencana yang terjadi.
“Kira-kira awal April itu masih ada hujan. Jadi semua mesti siaga. Hampir setiap haris informasi BMKG itu penting untuk kita ketahui. Minimal masyarakat siaga, sehingga daerah-daerah yang memang ada potensi-potensi banjir dan tanah longsor harap semua selalu siaga,” ujar Ganjar.
Ganjar juga berharap, masyarakat sejak saat ini mulai meningkatkan gerakan menanam pohon di wilayah-wilayah perbukitan atau gunung serta daerah tangkapan air hujan. (Bud)