Warga Merapi Mengaku Sudah Tinggal di Pengungsian Hampir 3 Bulan

Pengungsi Merapi di Desa Balerante
Gubernur Ganjar Pranowo saat mengunjungi para pengungsi Merapi di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten.

Semarang, Idola 92,6 FM – Sejak status Gunung Merapi ditingkatkan menjadi siaga, sejumlah warga yang desanya dekat dengan puncak Merapi langsung diungsikan ke tempat aman. Tiga daerah terdekat dengan Merapi, juga sudah menyiapkan tempat pengungsian dan menyediakan pasokan logistik bagi warga pengungsi.

Salah satu pengungsi, Lamiyem mengaku sudah dua bulan lebih tinggal di tempat pengungsian. Dirinya tidak sendirian, karena hampir semua penduduk di desanya sudah diungsikan ke posko pengungsian. Terutama para lansia, wanita dan anak-anak.

Menurutnya, saat ini semua pengungsi dalam keadaan sehat dan semua kebutuhan tercukupi.

“Sudah ngungsi dua bulan lebih. Kondisinya Alhamdulillah sehat-sehat. Di tempat pengungsian tidak apa-apa, yang penting selamat. Bantuan cukup, makanan juga cukup dan tempat tidur cukup,” kata Lamiyem, kemarin.

Sementara pengungsi yang lain, Tri Wahyuni mengaku pada akhir Desember 2020 kemarin usai melahirkan. Sehingga, di tempat pengungsian ini dirinya juga harus mampu memenuhi kebutuhan bayinya.

Menurut Tri, dirinya sempat membawa pulang bayinya ke rumah sebentar dan kemudian kembali ke posko pengungsian.

“Kondisi bayi Alhamdulillah sehat. Ada bayi di tempat pengungsian ya enak enggak enaK. Sudah ngungsi hampir tiga bulan,” ujar Tri Wahyu.

Lebih lanjut Tri Wahyuni berharap, kondisi Merapi bisa segera membaik dan dirinya mampu merawat anaknya dengan baik di rumah sendiri.

Diketahui, sejak Merapi meningkat aktivitas vulkaniknya masyarakat diungsikan ke tempat yang aman. Salah satu pusat pengungsian yang disiapkan Pemkab Klaten ada di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang. Terdapat 227 pengungsi yang berada di tempat tersebut. (Bud)

Ikuti Kami di Google News