Semarang, Idola 92,6 FM – Saat ini sudah terdapat posko PPKM mikro di 8.700 desa di Jawa Tengah, dan seluruh elemen terlibat dalam upaya menekan penyebaran kasus COVID-19. Bahkan, Polda Jawa Tengah mengerahkan 4.700 personel Bhabinkamtibmas dibantu Babinsa untuk mendampingi posko PPKM mikro.
Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan kebijakan PPKM mikro sudah berjalan dua pekan, dan pada akhir Februari 2021 akan berakhir. Sampai dengan saat ini, PPKM mikro dipandang sudah menampakkan hasil yang baik dalam menekan penyebaran virus Korona.
Kapolda menjelaskan, seluruh personel yang tergabung dalam posko PPKM mikro telah memahami tugas masing-masing. Termasuk personel Bhabinkamtibmas dan juga Babinsa yang diperbantukan sebagai tenaga tracer.
Menurutnya, keberhasilan PPKM mikro terletak dari masifnya upaya testing dan juga tracking terhadap masyarakat yang terkonfirmasi COVID-19.
“Skala mikro ini akan berhasil di testing dan trackingnya. Jadi, testing dan trackingnya sehingga apa, dia akan terpantau. Yang ditracking itu siapa, mereka yang sudah terkonfirmasi. Dari kabupaten/kota puskesmasnya harus diperkuat,” kata kapolda.
Sementara itu Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan, pelaksanaan PPKM mikro sudah dilakukan hampir di seluruh desa di Jateng. Secara keseluruhan, pelaksanaan PPKM mikro berjalan dengan baik.
Menurut Ganjar, PPKM mikro yang saat ini diterapkan merupakan replikasi dari program Jogo Tonggo saat pandemi mulai menyebar di sejumlah wilayah di Jateng. Hanya saja, program Jogo Tonggo menyasar pada level RW.
“Karena sebenarnya PPKM mikro itu sudah masuk pada ide awal Jogo Tonggo. Jogo Tonggo kenapa dulu saya launching ke RW, itu sebenarnya basis yang lebih kecil. Maka dengan PPKM mikro, sebenarnya Jawa Tengah sudah punya pengalaman,” ujar Ganjar.
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, sejak diberlakukan PPKM mikro di seluruh wilayah di Jateng mulai terlihat hasilnya. Saat ini, zona merah di Jateng sudah berubah menjadi zona oranye. (Bud)