Semarang, Idola 92,6 FM – Dalam upaya mendorong daya saing industri nasional dan pemanfaatan gas bumi nasional, PGN berkolaborasi dengan kawasan industri BUMN. Hal itu sesuai dengan arahan dari Kementerian BUMN, dan PGN sebagai pemasok gas bumi nasional.
Direktur Utama PGN Haryo Yunianto mengatakan sebagai subholding gas dan bagian dari holding migas Pertamina, pihaknya berkomitmen dalam upaya mendorong daya saing industri agar dapat menumbuhkan ekonomi nasional. Sehingga, juga dapat meningkatkan pemanfaatan gas bumi nasional. Pernyataan itu dikatakan dalam rakor bersama kawasan industri BUMN di Yogyakarta, kemarin.
Menurutnya, PGN sebagai pemasok gas bumi berkolaborasi dengan kawasan industri BUMN untuk menyediakan kebutuhan energi yang ramah lingkungan dan mendukung daya saing produk dengan efisiensi gas bumi.
Haryo menjelaskan, PGN akan mendukung pengembangan kawasan industri baru sesuai rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) 2020-2024 di luar Pulau Jawa selaras dengan program gasifikasi pembangkit listrik. Sehingga, program yang sedang dijalankan PGN itu bisa mendorong pertumbuhan industri di kawasan Indonesia Timur.
“Target PGN dalam jangka pendek adalah segera melaksanakan joint study bersama dengan pengelola kawasan industri, untuk memetakan potensi kebutuhan gas bumi beserta moda transportasinya di kawasan industri. Saat ini Indonesia juga sudah memasuki era LNG, sehingga infrastruktur pendukung seperti virtual pipeline dapat dibangun untuk menjangkau wilayah Indonesia timur secara lebih luas,” kata Haryo.
Lebih lanjut Haryo menjelaskan, kolaborasi dengan kawasan industri BUMN sejalan dengan target Kementerian Perindustrian untuk terciptanya 156 kawasan industri seluas 65 ribu hektare hingga akhir 2021. Hingga Juni 2020 kemarin, terdapat 118 kawasan industri di Indonesia dengan lahan sekira 51.861 hektare.
“PGN telah menyalurkan gas bumi kepada 75 kawasan industri di Indonesia. Jumlah pelanggan industri yang dilayani sebanyak 636 industri, dengan volume sebesar 236 BBTUD. Beberapa sektor industri yang menyerap volume besar adalah petrokimia, industri logam dan baja, keramik, kaca/ glassware, pulp & paper, dan tekstil hulu,” pungkasnya. (Bud)