Semarang, Idola 92,6 FM – Status Gunung Merapi masih dalam kondisi siaga, dan masyarakat di tiga daerah terdekat Merapi sudah diungsikan. BPBD Jawa Tengah mencatat, ada seribuan warga kelompok rentan yang masih bertahan di posko pengungsian.
Pelaksana tugas Kalahar BPBD Jateng Syafrudin mengatakan pihaknya terus menyampaikan perkembangan penanganan Merapi, yang dalam beberapa hari terakhir terus mengalami peningkatan aktivitas vulkanik. Mulai dari gempa vulkanik dangkal, guguran lava hingga awan panas dari puncak Merapi.
Syafrudin menjelaskan, pihaknya juga masih terus memantau keberadaan warga di tempat pengungsian. Terutama kelompok rentan, mulai dari lansia hingga ibu hamil dan anak-anak.
Menurutnya, sampai saat ini pengungsi terbanyak berasal dari Kabupaten Magelang sebanyak empat desa. Yakni Krinjing, Ngargomulyo, Paten dan Keningar.
“Sekarang pengungsi Merapi paling banyak dari Magelang ada empat desa. Totalnya (pengungsi) ada 1.061 orang. Magelang ada 500 orang, Klaten 320 orang dan Boyolali 241 orang. Yang diungsikan kelompok rentan dulu,” kata Syafrudin, Selasa (19/1).
Sementara Gubernur Ganjar Pranowo mengingatkan kepada seluruh pemangku kepentingan di tiga daerah terdekat Merapi, untuk terus meningkatkan kewaspadaan. Sebab, Merapi dalam beberapa hari terakhir menunjukkan peningkatan aktivitas vulkaniknya.
Menurut Ganjar, masyarakat di sekitar Merapi juga paham tentang tanda-tanda alam jika akan erupsi.
“Semua standby sejak siaga ya. Jadi semuanya terus dalam posisi ini. Maka dari pengamat Merapi dan BMKG serta dari BPBD semuanya siaga terus menerus sehingga pantauan kita ini harian ya. Maka semuanya harus betul-betul menjaga diri,” ujar Ganjar.
Diketahui, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya. Yakni meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng dan Putih sejauh luncuran maksimal lima kilometer. (Bud)