Pemkab Wonosobo Antisipatif Tangani Peningkatan Kasus COVID-19

Kesiapan RSUD di Wonosobo
Gubernur Ganjar Pranowo saat melihat kesiapan RSUD di Wonosobo dalam menangani peningkatan pasien COVID-19.

Semarang, Idola 92,6 FM – Pemkab Wonosobo sigap dalam menangani dan mengantisipasi peningkatan kasus COVID-19, setelah terjadi adanya klaster hajatan di salah satu desa dan puluhan warganya menjalani isolasi mandiri. Pemkab bersama jajaran forkopimda di Wonosobo bergerak cepat, agar kasus tidak terus mengalami peningkatan.

Direktur RSUD KRT Setjonegoro dr Danang Sananto Sasongko mengatakan peningkatan kasus COVID-19 di Wonosobo terjadi secara eksponensial, karena berdekatan dengan Banjarnegara yang juga sedang mengalami peningkatan kasus. Pernyataan itu dikatakannya saat mendampingi Gubernur Ganjar Pranowo berkunjung ke rumah sakitnya, belum lama ini.

Danang menjelaskan, Pemkab Wonosobo dalam mengantisipasi peningkatan kasus COVID-19 melakukan konversi rumah sakit daerah menjadi rumah sakit khusus COVID-19. Tujuannya, agar pasien dengan gejala sedang dan berat bisa segera tertangani dan mendapatkan perawatan medis.

“RSUD maksimal. Kondisinya masih tertangani dengan baik. Yang dirawat saat ini ada 152 orang. Kita kekurangan HFNC. Sudah diperintahkan ke kadinkes prov untuk dicukupi,” kata Danang.

Sementara itu Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan, Pemkab Wonosobo dalam penanganan peningkatan kasus COVID-19 masih relatif bagus. Sebab, aparat pemerintah dengan didukung TNI/Polri langsung bergerak cepat ketika terjadi peningkatan kasus COVID-19.

Ganjar menjelaskan, pemkab juga bisa mengajak rumah sakit swasta di Wonosobo untuk turut berpartisipasi. Tujuannya, agar ketika terjadi peningkatan kasus bisa diatasi dengan cepat.

“Kalau kita lihat tren kasusnya meningkat, tapi antisipasinya Alhamdulillah lebih cepat. Saya lihat pak bupati cukup sigap, dan rumah sakitnya juga sigap didukung forkopimdanya. Kompaklah gitu ya. Kalau kita ngelihat manajemennya sudah sesuai,” ujar Ganjar.

Lebih lanjut Ganjar juga meminta Pemkab Wonosobo, agar berhati-hati dengan peningkatan kasus COVID-19 di daerah berbatasan. Misalnya di Banjarnegara, karena bed occupancy rate (BOR) sudah cukup tinggi dan ruang ICU terisi penuh. (Bud)

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaKampus UIN Walisongo Hibahkan Gedung Jadi Tempat Isolasi Terpusat
Artikel selanjutnyaWilayah Solo Raya Akan Diperlakukan Sama Seperti Kudus