Semarang, Radio Idola 92,6 FM – Kegiatan ‘touring’ menjadi salah satu aktivitas rutin yang dilakukan oleh komunitas mobil. Untuk itu, pemilihan bahan bakar yang berkualitas menjadi salah satu pertimbangan dalam menjaga performa kendaraan.
Salah satu anggota klub Mobil Mercy di Semarang, Jimmy Jati Utomo mengaku, klub mobil yang diikutinya kerap melakukan touring setiap 3-4 bulan sekali dengan tujuan Yogyakarta, Bandung, maupun Malang. Guna menyiapkan stamina mobil kesayangannya menempuh jarak jauh, Jimmy selalu mengisi bahan bakar Pertamax agar tetap nyaman di segala medan.
“Kalau pakai Pertamax ruang bakar jadi lebih bersih dan tarikan kendaraan makin enteng, mobil makin ngacir,” katanya.
Menurut Jimmy, mobil Mercy tahun 1996 yang dimilikinya telah memiliki kompresi tinggi dan bisa menggunakan BBM dengan RON 92. Untuk itulah, Pertamax menjadi pilihan sekaligus sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam penerapan bahan bakar ramah lingkungan.
“Kami sangat mendukung upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan BBM ramah lingkungan, supaya udara lebih bersih,” ungkapnya.
Lain halnya dengan Effendi, anggota komunitas Crown Of Indonesia di Semarang. Pemilik mobil Toyota Crown tahun 1990 ini sudah membiasakan diri menggunakan Pertamax untuk aktifitas harian pada kendaraannya.
“Apalagi mobil Crown ini kapasitas mesinnya tinggi dan membutuhkan konsumsi BBM yang banyak. Jadi harus pinter pilih bahan bakar yang bisa bikin irit,” ujarnya.
Selain irit penggunaan BBM, lanjutnya, mesin mobil juga makin awet, sehingga masa servis kendaraan makin panjang lagi. Bahkan, untuk pembakaran makin sempurna, mengurangi polusi udara.
“Kalau dalam rupiah, pakai Pertamax jelas makin irit. Meski lebih mahal dari BBM RON dibawahnya, tapi pengisiannya juga makin jarang, mesin makin bersih, awet, jarang servis. Tarikannya juga makin bagus,” tukasnya.
Sementara, Nyoman Candradana, Kepala Bengkel Toyota Nasmoco Solo Baru menjelaskan, mobil – mobil lama atau antik tetap bisa menggunakan BBM dengan RON tinggi seperti Pertamax. Namun demikian, diperlukan penyesuaian terkait dengan pengapian pada mesin kendaraan terlebih dahulu.
“Untuk mobil antik atau seri lama beberapa ada yang spesifikasinya sudah bisa memenuhi untuk penggunaan BBM RON tinggi. Namun, bagi yang belum perlu ada modifikasi mesin, seperti timming pengapiannya,” jelasnya.
Selain penyesuaian terhadap pengapian kendaraan, lanjutnya, diperlukan juga penyesuaian kompresi, sehingga pembakaran bisa lebih efektif. Hal itu tidak bisa dilakukan sendiri, karena setiap kendaraan memiliki ukuran kompresi yang spesifik.
“Perlu dilakukan penyetelan kompresi di bengkel untuk kendaraan, karena masing – masing kendaraan punya ukuran sendiri-sendiri,” ujar Nyoman.
Adapun untuk kendaraan keluaran tahun 2000an dengan teknologi injeksi, memang sudah seharusnya menggunakan Pertamax. Pasalnya, pemilihan bahan bakar akan sangat berpengaruh pada performa kendaraan.
“Kalau pakai Pertamax yang jelas ruang bakar lebih bersih. Kalau pakai BBM di bawah RON 92 sering ada sisa timbal, seperti arang,” tutur Nyoman.
Menurutnya, penggunaan Pertamax juga lebih irit dibandingkan dengan menggunakan Pertalite.
“Kalau 1 liter Pertamax itu bisa untuk 14-16 kilometer dengan kecepatan 80-100 km/jam. Kalau Pertalite paling 12-13 kilometer,” tandas Nyoman (tim)