Merefleksi Hari Kartini: Menggali Kembali Lompatan Besar Pemikiran Kartini untuk Diejawantahkan di Era saat ini

Hari Kartini
Selamat Hari Kartini.

Semarang, Idola 92.6 FM – Peringatan Hari Kartini yang jatuh setiap tanggal 21 April kerapkali terdistorsi pemahaman yang kurang komprehensif. Sebagian orang menilai bahwa perjuangan Raden Ajeng Kartini hanya sebatas pada emansipasi kaum wanita atau persamaan gender semata.

Padahal, sesungguhnya pemikiran dan kiprah Kartini lebih luas dari itu. Perjuangannya melampaui zamannya. Emansipasi serta persamaan gender hanya salah satu di antaranya.

Perjuangan Kartini yang cukup fenomenal itu setidaknya ada 2 hal: Pertama, Kartini memperjuangkan kesetaraan akses atas hak pendidikan bagi kaum perempuan. Ia tidak ingin pendidikan bagi kaum perempuan terpinggirkan. Sebab, perempuan merupakan guru utama dan pertama bagi anak-anak bangsa. Seorang perempuan sejatinya adalah ibu bagi kehidupan. Usaha pendidikan perempuan yang dipelopori dan dikembangkan Kartini, secara esensial, membantu kaum perempuan mengambil keputusannya sendiri dan menentukan langsung derajat kebebasannya.

Kedua, keistimewaan Kartini bukan karena dia seorang anak bupati Jepara tetapi karena pemikirannya dan terobosannya. Misalnya, dia mulai mengenalkan konsep ekonomi kreatif yang saat ini menjadi perhatian serius pemerintah. Kartini dahulu mengenalkan produk ekonomi kreatif seacam handy craft atau batik khas Jepara ke pemerintah kolonial kala itu dan mendapat apresiasi luas.

Lantas, merefleksi Hari Kartini: apa pemikiran besar RA Kartini yang masih tetap relevan di era saat ini? Pelajaran penting apa yang bisa kita petik dari perjuangan Kartini untuk diejawantahkan di tengah berbagai tantangan saat ini?

Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan narasumber: Aktivis Gender Harmony, Dr dr Erna Surjadi. (yes/ her/ ao)

Dengarkan podcast diskusinya:

Ikuti Kami di Google News