Mengenal Muhammad Slamet, Sang Perawat Lingkungan dari Malang

Muhammad Slamet
Muhammad Slamet, Sang Perawat Lingkungan dari Dusun Bendrong, Desa Argosari, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. (photo dok Slamet)

Semarang, Idola 92.6 FM – Berawal dari aktivitasnya bersama anggota Kelompok Tani Usaha Maju Dusun Bendrong Desa Argosari Kabupaten Malang Muhammad Slamet membuat dam penahan banjir dan pengendali (gully plug) berbahan batu dan kawat bronjong. Penahan banjir dibangun pada parit dengan lebar di atas 2 meter. Saat ini ada 8 bangunan dam penahan banjir dan 54 gully plug yang telah terbangun. Bangunan-bangunan itu tersebar di lahan warga yang kini telah disulap menjadi hutan rakyat.

Menurut Slamet, tujuan pembangunan dam adalah meminimalisasi sedimen tanah yang masuk ke parit dan sungai saat musim hujan. Pengendali erosi dibutuhkan karena topografi hutan rakyat tersebut mememiliki kemiringan cukup curam. Apalagi posisi dusun Bendrong ada di DAS Amprong yang merupakan sub-DAS hulu Brantas dan merupakan penyangga Taman nasional Bromo Tengger Semeru.

Dam penahan banjir dan pengendali (gully plug)
Dam penahan banjir dan pengendali (gully plug) berbahan batu dan kawat bronjong yang dibuat oleh warga.(photo dok Slamet)

Bersamaan dengan pengembangan konservasi hijau itu, Slamet dan kawan-kawan juga memenuhi konservasi energi. Mereka mengolah limbah kotoran ternak menjadi energi alternatif. Hasil tak akan mengkhianati usaha. Kotoran sapi yang sebelumnya mencemari lingkungan kini diolah menjadi biogas.

Kini, Dusun Bendrong menjadi dusun menuju mandiri energi. Pemanfaatan biogas menjadi keniscayaan karena potensi sapi perah di Bendrong cukup banyak. Dari 500 keluarga di dusun itu, ada 360 keluarga yang memiliki ternak.

Muhammad Slamet bersama warga
Muhammad Slamet bersama warga sedang di lahan penghijauan. (photo dok Slamet)

Kotoran sapi milik warga kemudian dikelola untuk menjadi energi. Selain pekarangan rumah warga yang terbatas, masalah finansial menjadi kendala pengolahan. Langkah konservasi hijau dan konservai energi ini juga berjalan simultan dengan upaya penyediaan air bersih bagi warga.

Keberhasilan Slamet, suami dari Asmi Arum ini, dan warga dusun Bendrong, mengantarkanya meraih berbagai penghargaan di bidang lingkungan di tingkat lokal dan nasional.

Penghargaan nasional: penghargaan Energi Nasional kategori Prakarsa dari Kemenerian ESDMM 2011. Kalpataru dari kementarian Lingkungan Hidup (KLH) untuk kategori penyelamat lingkungan 2013, dan program kampung iklim dari KLLH 2013.

Selengkapnya mengenai kiprah dan perjuangannya merawat lingkungan di wilayah Desa Argosari, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Muhammad Slamet, Sang Perawat Lingkungan dari Kabupaten Malang. (yes/her)

Dengarkan podcast wawancaranya:

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaKetika Pembelajaran Teknologi Digital Menjadi Kemutlakan, Maka Bagaimana Mestinya Pemerintah Memfasilitasinya?
Artikel selanjutnyaPemerintah Minta Pelaku Pariwisata Menjaga Eksistensi Selama Pandemi