Mengenal Joni Mesakh, Nelayan dan Pelestari Mangrove dari Kupang NTT

Mangroves
ilustrasi/istimewa

Kupang, Idola 92.6 FM – Joni Mesakh bersama keluarga sejak dulu telah menanam mangrove dari Pantai Desa Tanah Merah sampai Noelbaki Kabupaten Kupang NTT. Berkat keuletan keluarga Joni, kini manfaat keberadaan hutan mangrove sepanjang 2 kilometer tersebut mulai dirasakan oleh warga.

Joni mulai mengenal mangrove sebagai pelindung gelombang laut karena sang ayah. Ia mewarisi darah ayahnya Juliman Mesakh, pelestari mangrove. Selain pengaruh sang ayah, kepedulian lulusan SMAN 2 Kupang itu pada mangrove diperkuat oleh peristiwa gelombang pasang setinggi 4 meter pada tahun 1998 lalu.

Berkat hutan mangrove yang sudah ada saat itu, gelombang pasang bisa tertahan. Selain itu, hutan mangrove juga menjadi tempat favorit ikan, udang dan kepiting. Binatang-binatang laut itu bisa menambah penghasilan bagi warga/nelayan.

Joni Mesakh
Joni Mesakh Nelayan dan Pelestari mangrove dari Kabupaten Kupang NT. (Photo: Joni Mesakh)

Menurut Joni sebagian warga memanfaatkan batang mangrove jenis tertentu untuk membangun rumah. Warga masih diperbolehkanmengambil pohon mangrove asal mereka kembali menanam. Saat ini, ada sekitar 15 jenis mangrove yang tumbuh di Pantai tanah Merah. Jenis Bruguiera dan Aegiceras dibawa dari Denpasar untuk dikembangbiakkan di tanah kelahirannya.

Untuk mengetahui bagaimana perjuangan Joni Mesakh nelayan/pelestari Mangrove dari Kupang Nusa Tenggara Timur, berikut wawancara radio Idola Semarang dengan Joni, pagi (05/10) tadi. (yes/ her)

Dengarkan podcast wawancaranya:

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaWaspadai Gangguan Cuaca Selama Musim Transisi
Artikel selanjutnyaAtlet Biliar Jateng Sumbang Emas