Semarang, Idola 92.6 FM – Melihat potensi ibu-ibu rumah tangga di kampungnya, sosok satu ini tergerak memberdayakannya. Ia menjadikan ibu-ibu sebagai mitra wirausahanya berbasis industri rumah tangga dengan produk busana, hijab dan sejenisnya. Melalui brand Maharrani Hijab, memproduksi baju gamis, baju koko, mukena, jilbab, seragam dinas hingga masker.
Sosok yang satu ini adalah Elsa Maharrani, perempuan kelahiran Padang, 5 Maret 1990. Lulusan S1 Ilmu Kesehatan Masyrakat Universitas Andalas ini dikenal sebagai wirausaha muda di Kota Padang.
Elsa mengungkapkan, untuk kategori pakaian, Maharrani Hijab bisa memproduksi 1.500 hingga 2.000 helai per bulan. Maka, untuk bisa memenuhi permintaan pasar, ia menjalin mitra dengan warga sekitar khususnya ibu-ibu rumah tangga yang memiliki ketrampilan menjahit. Hingga saat ini, sebanyak 80 persen mitranya adalah perempuan. Tujuannya agar bisa memberdayakan mereka.
Menurut Elsa, jika sekadar berbisnis, ia sebenarnya bisa saja menggunakan jasa para penjahit di sentra konfeksi dari daerah lain seperti Bandung Jawa barat. Upah penjahit di Bandung jauh lebih murah dibandingkan upah penjahit di Padang. Tapi, Elsa memilih mengawinkan bisnis dengan pemberdayaan masyarakat.
Saat ini dalam sebulan, Elsa mengeluarkan Rp30 juta hingga Rp50 juta untuk upah 30 orang mitra penjahit yang sebagian besar adalah tetangga Elsa dan warga di kelurahan Pasar Ambacang. Sisanya tersebar di beberapa lokasi di kota Padang.
Meski pandemi Covid-19, produksi tetap jalan terus. Pada saat perusahaan lain mesti menutup pabrik karena pembatasan sosial berskala besar, perusahaan Elsa terus berproduksi. Sebab, proses penjahitan dilakukan di rumah mitra masing-masing.
Atas kiprah dan dedikasinya, Elsa mendapat beberapa penghargaan, yakni: SATU Indonesia Awards Bidang Kewirausahaan dan Finalis Wirausaha Muda Mandiri pada tahun 2020 lalu.
Selengkapnya mengenai upaya pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga di Kota Padang melalui Maharrani Hijab, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Elsa Maharrani, owner Maharrani Hijab dari Kota Padang, Sumatera Barat. (yes/her)
Dengarkan podcast wawancaranya:
