Semarang, Idola 92,6 FM – Sejumlah bahan kebutuhan pokok masyarakat mulai mengalami kenaikan harga menjelang akhir tahun, dan masyarakat diminta tidak panic buying. Pemerintah bersama aparat kepolisian setempat, akan terus melakukan pemantauan terhadap stok dan pergerakan harga komoditas.
Kepala Biro Perekonomian Setda Jawa Tengah Eddy Bramiyanto mengatakan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Wonodri dan Pasar Peterongan, Kamis (23/12). Dari hasil sidak yang dilakukan itu, untuk melakukan pemeriksaan harga dan stok bahan pangan di pasar tradisional.
Eddy menjelaskan, dari hasil sidak itu didapati ada kenaikan harga sejumlah komoditas pokok masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru. Yakni untuk komoditas telur ayam, cabai-cabaian, bawang merah dan juga minyak goreng.
Menurut Eddy, harga cabai di tingkat pedagang saat ini mencapai Rp85 ribu-Rp90 ribu per kilogram dan untuk telur ayam antara Rp29 ribu-Rp30 ribu per kilogram. Sedangkan bawang merah yang sempat turun, saat ini harganya sudah mencapai Rp29 ribu-Rp30 ribu per kilogram.
“Para pedagang sudah menyampaikan menjelang Natal dan Tahun Baru, memang ritmenya seperti ini. Tadi dari cerita para pedagang memang permintaan meningkat, tetapi cenderung stabil. Jadi, dari hasil obrolan kami dengan pedagang memang ini ritme musiman menjelang akhir tahun seperti harganya,” kata Eddy.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Firdaus Muttaqin menambahkan, kenaikan harga komoditas pokok masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru memang sudah biasa terjadi dan masih dalam jangkauan harga psikologis.
Menurutnya, pada momentum-momentum tertentu memang ada kecenderungan orang berbelanja kebutuhan pokok dalam jumlah yang banyak.
“Karena memang orang biasanya melakukan acara kumpul-kumpul keluarga bikin makanan, dan restoran juga nyetok persediaan bahan baku seperti bawang dan cabai merah. Mereka cenderung nyetok, sehingga ada efek permintaan naik,” ucap Firdaus.
Lebih lanjut Firdaus menjelaskan, karena menjelang akhir tahun ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga diperkirakan memengaruhi inflasi Jateng. Yakni antara 0,5 persen atau 0,6 persen, dan diperkirakan pada Januari 2022 kondisinya akan kembali turun. (Bud)