Kapolri Perintahkan Pasien OTG di Kudus Dirujuk ke Donohudan

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberi arahan kepada jajaran TNI/Polri yang ada di wilayah eks Karesidenan Pati untuk intens melakukan penegakan protokol kesehatan.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 FM – Kapolri memerintah kepada jajarannya, untuk menjemput pasien terpapar COVID-19 tanpa gejala di Kabupaten Kudus yang menjalani isolasi mandiri di rumah untuk dipindah ke Asrama Haji Donohudan. Tujuannya, agar upaya penanganan dan perawatan lebih maksimal.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan Asrama Haji Donohudan, menjadi sentra isolasi bagi masyarakat Jawa Tengah yang terpapar COVID-19 tanpa gejala. Tidak hanya bagi warga Kudus, tetapi daerah-daerah penyangga Kudus lainnya. Pernyataan itu dikatakannya di sela kunjungan kerja di Kudus, kemarin.

Kapolri menjelaskan, warga Kudus yang terpapar COVID-19 tanpa gejala akan difokuskan ke Asrama Haji Donohudan dan proses penjemputan akan dilakukan aparat TNI/Polri dengan kendaraan pengawalan. Asrama Haji Donohudan yang telah dipersiapkan sejak lama itu, mampu menampung sekira 800 pasien.

Menurut kapolri, pihaknya juga telah memberikan instruksi khusus kepada Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi untuk memprioritaskan enam desa di Kudus yang masuk kategori zona merah.

“Saat ini karena angkanya sudah demikian tinggi, maka untuk yang melaksanakan isolasi mandiri di rumah mulai hari ini akan digeser dan dievakuasi ke Asrama Haji Donohudan. Karena di sana menjadi salah satu sentra rujukan isolasi mandiri. Sudah dipersiapkan tenaga kesehatan dan pengobatan. Untuk tempat rujukan di wilayah Kudus juga kita persiapkan, ada satu tempat,” kata kapolri.

Terpisah, Gubernur Ganjar Pranowo juga telah memberikan arahan kepada bupati/wali kota se-Jateng untuk memetakan potensi kerawanan penyebaran COVID-19 di daerahnya masing-masing. Termasuk, meningkatkan koordinasi dengan TNI/Polri dalam upaya penanganan dan pengendalian COVID-19.

Menurut Ganjar, kabupaten/kota juga diminta menghitung kembali kebutuhan sumber daya manusia dan obat-obatan serta peralatan dalam menunjang penanganan kasus COVID-19 di daerahnya.

“Skenariokan bahwa ini akan terjadi peningkatan-peningkatan secara eksponensial. Skenariokan. Sehingga kita akan ngerti pada puncaknya itu kapan, kira-kira berapa dan kita mesti siap apa. Intinya itu. Kalau kemudian kita tidak mampu, kita bisa koordinasi kabupaten/kota dengan provinsi dan provinsi dengan pusat,” ucap Ganjar.

Lebih lanjut Ganjar juga meminta bupati/wali kota se-Jateng untuk selalu berkoordinasi, apabila di daerahnya mengalami kesulitan dalam penanganan COVID-19. (Bud)