Semarang, Idola 92,6 FM – Kepala Desa Tijayan di Kabupaten Klaten menjadi sorotan, usai dirinya membeberkan data yang tidak valid terkait penerima Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kementerian Sosial. Bahkan, sang kades kerap diundang menjadi narasumber dalam sesi acara webinar di tingkat kabupaten hingga provinsi maupun nasional.
Kades Tijayan, Joko Laksono mengatakan dirinya tidak menduga jika yang dilakukan dalam acara rembug desa bersama Gubernur Ganjar Pranowo menjadi viral, dan dirinya sempat diajak menyampaikan pendapat di sebuah acara webinar Kementerian Sosial. Hal itu dikatakannya saat dihubungi lewat sambungan telepon, kemarin.
Joko menjelaskan, dirinya memang tegas mengkritik pemerintah terkait penyaluran BST yang dianggapnya tidak tepat sasaran. Bahkan, penyaluran BST itu membuat dirinya pusing karena data yang diterimanya tidak sesuai dengan di lapangan.
Menurutnya, saat itu dirinya menyampaikan kepada Gubernur Ganjar Pranowo bahwa di desanya banyak warga mampu mendapatkan bantuan. Sedangkan warga kurang mampu tidak tercatat, dan telah dilakukan verifikasi tetapi tidak berpengaruh.
“Yang kami sampaikan yaitu yang pertama adalah validasi dari data penerima BST. Karena sejak awal itu sudah kita coret, itu pun masih keluar lagi. Lha itu data seng kepiye? Misalnya di tempat saya ada namanya Pak Tarmijo. Pak Tarmijo itu seorang pegawai negeri 30 tahun yang lalu, dan sekarang sudah pensiun. Lha kok dapat, padahal pensiun sudah enam tahun yang lalu,” kata Joko.
Lebih lanjut Joko menjelaskan, dirinya sebagai kepala desa paham betul data bansos itu semrawut dan harus segera dilakukan verifikasi faktual. Dari informasi yang didapatkan, Kementerian Sosial akan memerbaiki dan memvalidasi data pada 16 Agustus 2021.
“Ya kita tunggu saja, apakah datanya sudah berubah atau belum,” pungkasnya. (Bud)