Semarang, Idola 92,6 FM – Presiden Joko Widodo secara khusus meminta proyek pembangunan jalan tol Semarang-Demak bisa dikebut pengerjaannya, agar persoalan di perbatasan Semarang-Demak bisa teratasi. Pernyataan itu dikatakan Presiden Jokowi saat melakukan peninjauan proyek pembangunan jalan tol Semarang-Demak, Jumat (11/6) sore.
Presiden Jokowi mengatakan progres pembangunan jalan tol Semarang-Demak terus dipantau, agar pengerjaannya bisa sesuai jadwal dan segera difungsikan. Sebab, jalan tol Semarang-Demak tidak hanya berfungsi sebagai konektivitas penghubung antarwilayah saja tetapi juga sebagai tanggul laut untuk mengatasi banjir rob di perbatasan Kota Semarang dengan Kabupaten Demak.
Presiden Jokowi menjelaskan, jalan tol Semarang-Demak merupakan bagian dari jalan tol Jawa koridor pantai utara yang menghubungkan Semarang hingga Gresik. Untuk ruas jalan tol Gresik-Surabaya saat ini telah terhubung, dan sudah difungsikan.
Menurut Presiden Jokowi, jalan tol Semarang-Demak di seksi dua nantinya juga bisa difungsikan sebagai kawasan industri dan pendukungnya untuk menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru.
“Jalan tol ini kita harapkan akan mengurangi kemacetan lalu lintas secara signifikan, Kaligawe dan Bandar Udara Ahmad Yani. Ini yang sudah berpuluhpuluh tahun selalu macet, baik karena kendaraan-kendaraan besar yang semuanya lewat di jalan ini. Keistimewaan jalan tol ini adalah multi fungsi. Selain meningkatkan konektivitas, jalan tol Semarang-Demak seksi satu ini juga akan berfungsi untuk pengendalian banjir rob. Dengan adanya fungsi kolam retensi dan adanya nanti tanggul laut,” kata Jokowi.
Sementara itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menambahkan, jalan tol Semarang-Demak memiliki panjang 26,70 kilometer dan terbagi dalam dua seksi. Seksi I Kaligawe-Sayung sepanjang 10,39 kilometer, dan seksi II Sayung-Demak sepanjang 16,31 kilometer.
Menurut Ganjar, pembangunan jalan tol Semarang-Demak masih mengalami kendala dalam hal peralihan status tanah warga yang tenggelam karena abrasi air laut.
“Itu ada di wilayah seksi I Semarang-Demak. Sehingga, proyek ini tidak berjalan maksimal,” ujar Ganjar.
Ganjar lebih lanjut meminta ada payung hukum terkait status tanah warga yang musnah karena abrasi air laut, sehingga masyarakat tidak dirugikan atas proyek jalan tol Semarang-Demak. (Bud)