Semarang, Idola 92,6 FM – BPS Jawa Tengah mencatat, pada Juni 2021 terjadi deflasi 0,17 persen karena penurunan sejumlah komoditas yang biasanya memicu laju inflasi. Deflasi terjadi di enam kota yang dilakukan survei bulanan, dan Kota Tegal mengalami deflasi tertinggi sebesar 0,36 persen.
Kepala BPS Jateng Sentot Bangun Widoyono mengatakan beberapa komoditas pendorong terjadinya deflasi di provinsi ini di antaranya adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau. Kemudian disusul kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan. Pernyataan itu dikatakannya saat menyampaikan rilis indeks harga konsumen bulanan secara virtual, kemarin.
Sentot menjelaskan, beberapa kebutuhan masyarakat yang mengalami penurunan harga selama Juni 2021 di antaranya daging ayam ras dan cabai-cabaian. Termasuk, harga gawai yang turun turut menyumbang laju deflasi di Jateng.
Menurut Sentot, meski beberapa komoditas mengalami penurunan harga dan menjadi penyumbang deflasi tetapi ada juga komoditas yang mengerem laju deflasi karena kenaikan harga.
“Untuk beberapa komoditas seperti harga mobil, itu justru mengalami kenaikan harga. Yaitu menyumbang inflasi sebesar 0,0402 persen. Telur ayam ras juga mengalami kenaikan sebesar 0,0311 persen. Juga harga emas perhiasan meningkat. Selain itu ada kenaikan upah tukang bangunan bukan mandor, dan harga rokok kretek filter,” kata Sentot.
Lebih lanjut Sentot menjelaskan, beberapa kota di Jateng yang dilakukan survei indeks harga konsumen Kota Tegal mengalami deflasi tertinggi sebesar 0,36 persen. Sedangkan deflasi terendah terjadi di Kabupaten Kudus, sebesar 0,09 persen. Sementara Kota Semarang, mengalami deflasi sebesar 0,14 persen.
“Dari Januari sampai Juni 2021 tingkat inflasi Jateng sebesar 0,51 persen. Sedangkan laju inflasi tahun ke tahun atau Juni 2020 ke Juni 2021, sebesar 1,25 persen,” pungkasnya. (Bud)