Cocos Trisada, Ungkit Ekonomi Kreatif melalui Limbah Eceng Gondok dan Sabut Kelapa

Cocos Trisada
Cocos Trisada, warga Banyumas yang Mengolah Limbah Eceng Gondok dan Sabut Kelapa. (Photo dok Cocos)

Semarang, Idola 92.6 FM – Cocos tak rela jika pertumbuhan eceng gondok yang tak terkendali dan menghambat aliran sungai dibiarkan begitu saja. Termasuk juga tak rela jika limbah sabut kelapa dari industri di Banyumas, sia-sia. Dari dua limbah tersebut, Ia pun membuat aneka kerajinan tangan khas Banyumas, berbahan eceng gondok dan sabut kelapa.

Eceng gondok dan sabut kelapa tersebut, ia olah hingga menjadi sandal. Ada sandal khusus untuk tamu hotel, dan sandal untuk digunakan sehari-hari. Sandal ini dijual ke sejumlah hotel di Jakarta, Bandung, dan Balikpapan.

Hasil kerajinan ini tidak hanya ia pasarkan untuk keuntungan sendiri tetapi Cocos juga membagi ilmunya. Ia menularkan idenya kepada 25 perajin sapu sabut kelapa di tujuh desa di Banyumas.

Di tengah pandemi Covid-19 ketika masyarakat menyukai hobi tanaman hias. Cocos memanfaatkan limbah sabut kelapa untuk dijadikan pot.

Sehari-hari ia memiliki segudang kegiatan. Di antaranya, Ketua Gerakan Kewirausahaan Nasional Banyumas; Ketua Banyumas Bambu Kluster; Ketua Umum Harian Perajin Sabut Kelapa Banyumas; dan Ketua Umum Himpunan Perajin Eceng Gondok Banyumas.

Selengkapnya mengenai upaya ekonomi kreatif dengan pemanfaatan limbah eceng gondok dan sabut kelapa, berikut ini wawancara radio Idola Semarang dengan Cocos Trisada, Sang Pengungkit Ekonomi Kreatif melalui limbah eceng gondok dan sabut kelapa dari Banyumas, Jawa Tengah. (yes/her)

Dengarkan podcast wawancaranya:

Ikuti Kami di Google News