Semarang, Idola 92,6 FM – Undip melalui penelitian yang dikembangkan di Center for Plasma Research, membuat alat pereduksi pestisida pada sayuran dan buah-buahan. Yakni, melalui pencucian dengan gelembung mikro ozon untuk membantu pencegahan stunting pada anak.
Koordinator Program Prioritas Riset Nasional (PRN) Stunting dari Badan Riset dan Inovasi Nasional Prof Ignatius Sutapa mengatakan inti program PRN Stunting, merupakan komitmen pemerintah dengan mendukung program riset nasional terkait percepatan penanganan stunting. Pernyataan itu dikatakannya melalui sesi webinar, kemarin.
Prof Ignatius menjelaskan, dari 38 proposal yang masuk di Prioritas Riset Nasional Stunting tersebut tujuh proposal di antaranya berasal dari Undip. Sehingga, proposal yang disodorkan Undip bisa memberikan kontribusi dalam upaya penanganan stunting di Indonesia.
Menurutnya, pemerintah memasang target penurunan kasus stunting dari 30 persen menjadi 14,5 persen pada 2024 mendatang.
“Pemerintah sangat konsen terhadap problem stunting nasional. Seperti kita ketahui, prefalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi, tapi angkanya sering bervariasi. Tapi paling tidak di atas 30 persen, dan ini menjadi perhatian pemerintah dengan sangat serius karena ini tentu saja melampaui batas yang katakankah ditetapkan oleh WHO. Kalau bisa di bawah 20 persen, dan kondisi ini menjadi tantangan bagi kita bersama,” kata Prof Ignatius.
Lebih lanjut Prof Ignatius menjelaskan, target utama dari program penurunan stunting adalah bisa memberikan kontribusi terhadap hal-hal konkrit. Baik berupa teknologi, produk pangan, konten pendidikan literasi atau konsep lain yang dibutuhkan.
“Aspeknya mencakup asupan gizi, mindset atau perilaku dan ketersediaan sanitasi air minum bersih,” jelasnya.
Sementara itu Guru Besar Fakultas Sains dan Matematika Undip Prof Muhammad Nur menambahkan, alat temuan dari Undip itu diberi nama Generator Gelembung Ozon Nano dan Mikro.
Menurut Prof Nur, dari riset dan inovasi yang dikembangkan Undip itu bisa membantu menangani kasus stunting anak di Indonesia.
“Konsumsi sayur dan buah yang mengandung pestisida, menyebabkan tubuh tidak bisa berkembang dengan baik. Ini juga mengganggu berkembangnya kecerdasan pada anak,” ucap Prof Nur. (Bud)