Semarang, Idola 92,6 FM – BPS Jawa Tengah mencatat, angka kemiskinan penduduk di Jateng pada Maret 2021 sebesar 11,79 persen atau 4,11 juta jiwa. Bila dibandingkan pada September 2020, mengalami penurunan sebesar 0,05 persen dari sebelumnya 4,12 juta jiwa.
Kepala BPS Jateng Sentot Bangun Widoyono mengatakan penurunan angka kemiskinan, disebabkan pada kelompok yang mendekati miskin. Pernyataan itu dikatakan secara virtual saat rilis angka kemiskinan di Jateng periode Maret 2021, kemarin.
Sentot menjelaskan, untuk klasifikasi penduduk miskin di Jateng pada Maret 2021 terdiri dari sangat miskin sebesar 3,76 persen dan miskin 8,02 persen serta hampir miskin 8,77 persen. Sedangkan rentan miskin dan lainnya ada 18,14 persen, dan tidak miskin 61,31 persen.
Menurut Sentot, penurunan angka kemiskinan di Jateng dan nasional sama persentasenya tetap dari sisi jumlah lebih banyak nasional. Yakni, mencapai 6,92 juta jiwa dengan tingkat penurunan 0,05 persen.
“Penghitungan kemiskinan untuk BPS, menggunakan konsep pendekatan kebutuhan dasar atau basic need approach. Artinya bahwa, dengan pendekatan ini maka kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan makanan dan bukan makanan. Nah kemudian, untuk bisa memperoleh garis kemiskinan maka kita menjumlahkan keduanya,” kata Sentot.
Lebih lanjut Sentot menjelaskan, program bantuan sosial yang diberikan pemerintah pusat maupun daerah membantu masyarakat miskin dalam memenuhi kebutuhannya. Terutama, memberikan bantuan kepada penduduk miskin di masa pandemi COVID-19.
“Penduduk miskin pada lapisan bawah yang mendapatkan bantuan dari pemerintah, sehingga dapat menurunkan tingkat kemiskinan,” pungkasnya. (Bud)