BMKG Minta Nelayan Waspadai Peralihan Musim

Dermaga Tambak Lorok Semarang
Kapal milik nelayan saat bersandar di dermaga Tambak Lorok Semarang.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 – BMKG memberikan imbauan kepada nelayan ataupun masyarakat, yang akan beraktivitas di sekitar perairan laut untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca buruk. Terlebih lagi, saat ini akan memasuki peralihan musim kemarau ke musim hujan.

Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang Ganis Erutjahjo mengatakan pada masa peralihan musim itu, biasanya sering terjadi angin kencang dan disertai gelombang tinggi di laut secara mendadak. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di kantornya, baru-baru ini.

Ganis menjelaskan, musim hujan di wilayah Jawa Tengah pada umumnya diperkirakan terjadi pada Oktober 2021. Pada masa peralihan itu, pihaknya mengeluarkan imbauan kepada nelayan ataupun masyarakat yang akan beraktivitas di areal laut untuk lebih waspada terhadap potensi terjadinya cuaca buruk.

Menurutnya, cuaca buruk yang diperkirakan terjadi adalah gelombang tinggi maupun angin kencang di tengah laut.

“Biasanya kalau menjelang masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, yang perlu kita perhatikan adalah munculnya awan-awan konvekTif. Yakni, biasa kita sebut awan kumulonimbus yang berpotensi meningkatkan kecepatan angin. Efek dari kecepatan angin yang bertambah itu, bisa meningkatkan tinggi gelombang di area sekitar awan kumulonimbus tersebut. Dan itu perlu diwaspadai para nelayan, ataupun masyarakat yang beraktivitas di laut,” kata Ganis.

Lebih lanjut Ganis menjelaskan, apabila terjadi cuaca buruk di tengah laut harus segera diantisipasi para nelayan. Yakni, merapatkan kapal di pelabuhan terdekat dan mengikat kapal untuk menghindari benturan atau kapal terbalik.

“Bagi nelayan yang akan melaut mencari ikan, kita sarankan sebelum berangkat untuk mencari informasi tentang cuaca. Bisa bertanya langsung ke kantor syahbandar atau otoritas pelabuhan, maupun melihat di media sosial milik BMKG,” pungkasnya. (Bud)