BI Sebut Inflasi Bulanan Jateng Akan Dipengaruhi Cabai-cabaian

Petani cabai mengumpulkan hasil panen
Petani cabai saat mengumpulkan hasil panen.

Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah masih memerkirakan, terjadi inflasi akibat dari cuaca dan penurunan komoditas di antaranya cabai-cabaian. Sehingga, Jateng diperkirakan pada Januari 2021 masih mengalami inflasi tetapi dengan angka tidak terlalu tinggi.

Direktur Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Iss Savitri Hafid mengatakan laju inflasi bulanan di provinsi ini diperkirakan masih berlanjut, tetapi pergerakannya tidak terlalu tinggi. Sehingga, pada Januari 2021 ini diperkirakan masih akan terjadi inflasi.

Iss menjelaskan, komoditas cabai-cabaian berpotensi mendorong laju inflasi di Jateng karena pasokan berkurang. Hal itu terjadi, karena intensitas curah hujan terus meningkat sebagai dampak dari La Nina sebagian wilayah Jateng.

Menurutnya, menyikapi hal itu maka Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan terus melakukan pengendalian inflasi. Yakni memantau ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif.

“Ke depan, laju inflasi bulanan di Jawa Tengah diperkirakan masih berlanjut dengan intensitas yang lebih rendah. Laju inflasi diperkirakan masih bersumber dari kelompok makanan, minuman dan tembakau. Kemudian kelompok transportasi, kelompok perawatan pribadi dan jasa layanan. Beberapa faktor risiko yang berpotensi mendorong laju inflasi adalah berlanjutnya penurunan pasokan komoditas aneka cabai, seiring dengan curah hujan yang diperkirakan masih akan tinggi di akhir bulan Januari 2021,” kata Iss, kemarin.

Lebih lanjut Iss berharap, upaya yang dilakukan TPID Jateng dalam pengendalian inflasi bisa optimal. Sehingga, inflasi Jateng bisa dijaga selama 2021 dan tetap berada di sasaran inflasi 3,0 persen +-1 persen. (Bud)

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaVaksinator Sebut Semua Pejabat Dalam Kondisi Sehat
Artikel selanjutnyaDua Daerah di Jateng Siapkan Keterangan di MK