Semarang, Idola 92,6 FM – BEI Semarang terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para pemilik perusahaan, agar mau melakukan go public. Sebab, saat ini di wilayah Semarang atau Jawa Tengah I masih sedikit perusahaan yang sudah go public.
Kepala Kantor BEI Semarang Fanny Rifqi mengatakan belum banyak perusahaan di wilayah Semarang yang go public dengan berbagai alasan, dan hal ini harus terus dilakukan sosialisasi dan edukasi. Pernyataan itu dikatakannya saat dihubungi via telepon, kemarin.
Fanny menjelaskan, upaya-upaya yang terus dilakukan bursa efek adalah melakukan sosialisasi go public kepada perusahaan-perusahaan di wilayah Semarang. Salah satunya, dengan menggelar work shop tentang go public yang dilakukan belum lama ini dan diikuti 20 perusahaan di wilayah Jateng dan sekitarnya.
Menurutnya, dari upaya yang dilakukan itu diharapkan bisa mencetak emiten-emiten baru di Semarang untuk kemudian melakukan go public.
“Sampai dengan 2021 ini tercatat sudah ada 23 perusahaan yang melakukan IPO atau go public. Kalau kita kembali pada tahun 2020 kemarin, selama setahun di Bursa Efek Indonesia ada sekitar 51 perusahaan yang IPO. Pada 2020 kemarin, IPO bisa menggalang dana sampai dengan Rp1.491 triliun. Dominan adalah obligasi pemerintah sebesar Rp1.369 triliun, dan IPO ada Rp5,6 triliun,” kata Fanny.
Lebih lanjut Fanny menjelaskan, ada banyak manfaat yang bisa didapatkan perusahaan jika sudah go public. Misalnya perusahaan akan mengembangkan usaha atau membayar pinjaman, jika sudah go public akan mudah dilakukan karena ada suntikan dana lewat penjualan saham perusahaan.
“Manfaat non finansial lainnya kalau perusahaan sudah IPO, maka bisa meningkatkan imej perusahaan. Selain itu, loyalitas karyawan juga akan meningkat. Oleh karena itu, kami juga membuka klinik go public bagi perusahaan yang dalam proses IPO,” pungkasnya. (Bud)