Semarang, Idola 92.6 FM – Di tengah dunia termasuk Indonesia masih berjibaku dengan Covid-19 dan varian-varian barunya, kini dunia berpacu menghadang varian Covid-19 Omicron atau B.11.529. Varian baru yang ditemukan di Afrika Selatan, dalam beberapa hari terakhir ini, memaksa sejumlah negara menutup atau setidaknya membatasi perlintasan di perbatasan mereka.
Varian Omicron itu pun kini sudah terlacak di beberapa negara. Hingga Minggu kemarin, pengidap varian Omicron dilaporkan terdeteksi di Australia, Belgia, Ceko, Israel, Italia, Inggris, Hong Kong, dan Jerman. Sebelumnya, varian Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO dari Afrika Selatan 24 November lalu.
WHO memberi perhatian serius karena bukti awal menunjukkan peningkatan risiko infeksi ulang akibat varian Omicron ini berkali-kali lipat dibandingkan dengan virus corona varian lain seperti Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.
Maka, bagaimana dengan Indonesia? Upaya apa saja yang mesti dilakukan untuk menghadang agar ancaman varian Omicron tak masuk ke Indonesia? Seberapa perlu kita menutup pintu rapat-rapat bagi masuknya varian ini? Dari perspektif epidemiolog, apa yang mesti segera kita lakukan?
Untuk memperoleh gambaran atas persoalan ini, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber: Dr Tri Yunis Miko Wahyono (Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI)) dan Dr Hermawan Saputra (Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI)). (her/yes/ao)
Simak podcast diskusinya: