Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah terus mendorong sistem pembayaran elektronik atau nontunai, bisa dilakukan di seluruh kehidupan masyarakat termasuk di kawasan obyek pariwisata. Sehingga, upaya membangkitkan sektor pariwisata di masa pandemi bisa terwujud.
Deputi Kepala Perwakilan Grup Perumusan dan Implementasi KEKDA KPw BI Jateng Iss Savitri Hafid mengatakan proses pemulihan ekonomi tidak bisa dilepaskan dari memanfaatkan ekonomi digital, baik untuk UMKM maupun pemerintah dan kehidupan sehari-hari. Pernyataan itu dikatakannya di sela rangkaian kegiatan Road to Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia di kantornya, kemarin.
Iss menjelaskan, dengan masifnya pembayaran nontunai di tengah masyarakat dan diaplikasikan di sektor pariwisata akan semakin cepat proses pemulihan ekonomi di masa pandemi. Sebab, selain proses pembatasan kerumunan bisa dilakukan dan mengurangi potensi penularan COVID-19 lewat sentuhan langsung dari media uang tunai.
Menurut Iss, penggunaan pembayaran nontunai melalui aplikasi QRIS cukup tinggi dan sudah ada ratusan ribu merchant tergabung dalam QRIS Jateng.
“Penggunaan QRIS untuk mendorong pariwisata, baik dari UMKM yang menjual sovenir di tempat wisata maupun untuk tiket-tiket masuk ke tempat wisata tersebut. Kita melihat memang penggunaan QRIS itu dapat digunakan di berbagai elemen, pasar tradisional maupun pemerintah daerah hingga sektor pariwisata. Karena itu pengembangannya tentu memerlukan partisipasi pentahelik,” kata Iss.
Iss lebih lanjut menjelaskan, penerapan pembayaran nontunai di tempat pariwisata juga merupakan adaptasi kebiasaan baru selama masa pandemi. Selain itu, masyarakat juga merasa lebih aman karena tidak perlu membawa uang lebih banyak.
“Kami terus berkomitmen memberikan edukasi kepada masyarakat Jawa Tengah, mengenai pentingnya memilih metode pembayaran QRIS yang aman dan higienis serta efisien. Sehingga, bisa mengakselerasi kegiatan ekonomi di tengah pandemi,” pungkasnya. (Bud)