Semarang, Idola 92,6 FM – Pelaku perhotelan di Jawa Tengah menaruh harapan besar, saat libur akhir tahun nanti keadaan sudah bisa membaik dan ada peningkatan okupansi hotel. Namun demikian, para pengelola hotel tetap menerapkan protokol kesehatan saat menerima tamu menginap.
Perwakilan PHRI Solo Raya Sistho Sreshtho mengatakan hampir dua tahun terakhir ini karena pandemi, industri perhotelan di Jateng mengalami hantaman pelemahan ekonomi. Namun, menjelang akhir tahun ini sudah mulai bisa dirasakan ada geliat pemulihan di sektor pariwisata maupun perhotelan. Pernyataan itu dikatakannya saat dihubungi lewat sambungan telepon, kemarin.
Sistho menjelaskan, kebijakan pemerintah dengan membuka keran mobilitas masyarakat saat akhir tahun memberikan angin segar bagi dunia perhotelan di Jateng. Sebab, pelonggaran yang diberikan pemerintah itu akan dimanfaatkan masyarakat berlibur dan menginap di hotel.
Menurutnya, kondisi yang ada di wilayah Solo Raya tidak jauh berbeda dengan wilayah lainnya termasuk di Semarang Raya. Karena, jika dilakukan pembatasan secara ketat terhadap mobilitas masyarakat juga berdampak pada dunia perhotelan.
“Dunia industri pariwisata yang di dalamnya perhotelan, kita sangat bergantung pada mobilisasi manusia. Apabila mobilisasi manusia dibuka, maka dampaknya akan baik ke dunia perhotelan dan pariwisata. Namun sebaliknya, apabila mobilisasi manusia dibatasi atau bahkan mungkin ditutup. Maka, akan linear dampaknya terhadap dunia perhotelan,” kata Sistho.
Sementara itu GM Hotel Aston Inn Pandanaran Semarang Ibnoe Ichwan Chambali menambahkan, menjelang akhir tahun ini memang sudah ada geliat ekonomi yang berdampak pada sektor perhotelan. Bahkan, pada awal Desember 2021 saja sudah mulai terlihat tingkat keterisian kamar hotel di atas 80 persen di Kota Semarang.
“Intinya kita kalau dibilang kembali normal memang belum 100 persen, tapi hampir bisa dibilang 90 persen kita sudah kembali normal. Kalau kita dibilang ya sudah over booking dari awal Desember. Ya mungkin karena sempat ada wacana PPKM level 3 dari pemerintah, jadi liburnya dimajukan,” ujar Ibnoe.
Lebih lanjut Ibnoe berharap, pada masa libur akhir tahun ini menjadi momentum terbaik bagi para pelaku perhotelan untuk kembali bangkit dari keterpurukan karena pandemi COVID-19. (Bud)