Semarang, Idola 92.6 FM-Umat muslim di dunia—termasuk di Indonesia tahun ini, mengalami sesuatu yang berbeda dalam merayakan Hari Raya Idulfitri 1441 H, 24-25 Mei 2020. Masyarakat merayakan Lebaran dalam situasi swa karantina untuk memutus rantai persebaran virus Corona.
Namun, meski berada dalam situasi yang berbeda, pandemi Covid-19 sesungguhnya tidak mengubah makna Lebaran. Hanya sebagian tradisi berubah seiring dengan penyesuaian diri dengan protokol kesehatan sesuai standard Badan Kesehatan Dunia (WHO). Pemerintah melalui otoritasnya meminta warga merayakan Idulfitri dengan tetap berdisiplin pada upaya physical distancing, sosial distancing, cuci tangan dengan sabun, dan memakai masker. Selain itu, diimbau tidak mudik, shalat Idulfitri pun diminta digelar di rumah, dan kebiasaan silaturahim dilakukan melalui piranti daring.
Lantas, di tengah pandemi Covid-19, merefleksi hari raya Idulfitri, hal apa saja pelajaran yang bisa kita petik? Lalu, sebagai bentuk silaturahim pada publik, hal ihwal apa saja yang tetap dilakukan para pemimpin atau kepala daerah sebagai bentuk kecintaan pada warganya? Membicarakan ini, radio Idola mewawancara Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi
https://anchor.fm/radio-idola/episodes/Wawancara-bersama-Walikota-Semarang–Hendrar-Prihadi-eeio3j