Semarang, Idola 92,6 FM – Universitas Diponegoro Semarang siap membantu aparat penegak hukum, untuk menangkal dan mencegah paham radikalisme masuk di lingkungan kampus. Meskipun bukan perkara mudah, namun pihaknya akan membantu deradikalisme.
Rektor Undip Yos Johan Utama mengatakan untuk memberantas paham radikalisme di lingkungan kampus, tidak bisa dengan cara-cara yang lembut. Namun, harus dengan cara yang tegas dan kuat.
Menurutnya, mahasiswa bukan satu-satunya unsur yang terpapar paham radikalisme di lingkungan sebelumnya tapi juga ada unsur dosen atau tenaga pengajar.
Baca Juga:
- Unik, Undip Gunakan Robot Sebagai Pengganti Peserta Wisuda
- Tangkal Radikalisme, Kesbangpol Jateng Gandeng Elemen Masyarakat dan Eks Napiter
- Pemprov Jateng Dalami Seorang Guru di Sragen Yang Terindikasi Terpapar Radikalisme
Johan menjelaskan, selama empat tahun dirinya memimpin Undip sudah mendeteksi jika paham radikalisme di kampus bisa berkamuflase. Entah masuk di senat, atau di komunitas mahasiswa.
“Gerakan mereka itu masif, dan juga terstruktur. Mohon maaf, ada juga dukungan dari pihak-pihak lain yang ada di internal kita juga. Ini makanya yang sangat membahayakan betul, karena pola-pola mereka berpikir itu berbeda. Cara berpikir kita buat mereka adalah satu kesalahan. Indonesia ke depan, adalah mahasiswa sekarang ini,” kata Johan saat menggelar diskusi daring tentang Pendidikan Budaya Anti Radikalisme Bagi Mahasiswa Undip, kemarin.
Lebih lanjut Johan menjelaskan, para penggerak paham radikalisme di kampus ini militansinya cukup kuat dan mahir dalam penggunaan media sosial (medsos). Sehingga, aksi-aksi radikalisme di lingkungan kampus itu sangat masif dan terstruktur.
“Mereka ini juga melakukan kegiatan di luar kampus, dengan membentuk sel-sel. Oleh karena itu, dibutuhkan komitmen dari perguruan tinggi untuk memantau dan ini menjadi tanggung jawab semua pihak,” pungkasnya. (Bud)