Seluruh Pengurus Tempat Ibadah di Jateng Masih Terapkan Protokol Kesehatan

Gubernur Ganjar Pranowo diterima Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko di Gereja Katedral Semarang

Semarang, Idola 92,6 FM-Jawa Tengah memang bukan masuk provinsi yang menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan menuju new normal, namun sejumlah upaya penerapan protokol kesehatan terus ditegakkan. Sejumlah pengurus tempat ibadah di provinsi ini juga masih memegang protokol kesehatan, agar ketika masuk fase normal baru masyarakat sudah terbiasa dengan kebiasaan hidup bersih.

Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko mengatakan pihaknya sudah menerapkan pembatasan peribadatan sejak 31 Mei 2020, dan karena kondisi belum pasti maka diperpanjang mulai 1 Juni 2020 sampai batas waktu belum ditentukan.

Romo Rubi menjelaskan, selama ini pihaknya masih melaksanakan ibadah secara live streaming. Baik misa pagi maupun misa sore, dan dilakukan setiap hari dua kali.

Menurutnya, pihak gereja masih mengikuti kebijakan pemerintah dan menunggu kebijakan baru.

“Kami laksanakan dalam sehari dua kali misa setiap hari, di pagi pukul 05.30 dan pukul 18.00. Itu misa pagi dan misa sore, dan kami lakukan secara sederhana. Kita masih berlanjut dengan misa pembatasan peribadatan, dalam arti tidak ada misa dengan banyak umat,” kata Romo Rubi, Kamis (28/5).

Ketua Takmir Masjid Agung Semarang KH Hanif Ismail menyatakan, pihaknya juga telah menempatkan petugas jaga di pintu masuk untuk mengukur suhu tubuh jamaah saat masuk masjid. Di lantai masjid juga telah dipasang stiker berupa tanda silang, sebagai pembatas jarak antara satu jamaah dengan jamaah lainnya.

“Untuk di dalam masjid jika ada salat jamaah, diberi jarak 1,5 meter. Kita juga sudah sediakan hand sanitizer di setiap pintu-pintu masuk, dan sabun cuci tangan di tempat wudlu,” ujar Hanif.

Lebih lanjut Hanif menjelaskan, pihaknya akan membuka masjid apabila pemerintah sudah mengeluarkan aturan baru. (Budi Aris)

Ikuti Kami di Google News